Beijing | Mediapesan – Pemerintah Tiongkok resmi memulai implementasi Rencana Lima Tahun ke-15 yang akan menjadi panduan pembangunan nasional hingga tahun 2030.
Peta jalan baru ini menegaskan fokus Beijing pada penguatan teknologi strategis, ketahanan energi nasional, serta pertumbuhan ekonomi bersama melalui kemitraan dengan negara-negara BRICS.
Rencana tersebut menjadi bagian dari strategi jangka panjang Presiden Xi Jinping untuk menjadikan Tiongkok sebagai kekuatan utama dalam inovasi teknologi dan transisi energi bersih.
Pemerintah menargetkan peningkatan signifikan pada riset kecerdasan buatan (AI), semikonduktor, bioteknologi, serta pengembangan energi baru dan terbarukan.
Transformasi struktural ekonomi akan menjadi prioritas utama. Kami akan memperkuat fondasi teknologi, memperluas investasi energi hijau, dan memperdalam kolaborasi global, khususnya dengan negara-negara BRICS, ujar pernyataan resmi Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) Tiongkok, dikutip dari rtn, Kamis (9/10/2025).
Dalam kerangka BRICS, Tiongkok berupaya memperluas kerja sama ekonomi, perdagangan digital, dan pengembangan infrastruktur.
Langkah ini disebut sebagai strategi menghadapi ketidakpastian global akibat perlambatan ekonomi dunia dan dinamika geopolitik yang meningkat.
Selain penguatan teknologi dan energi, rencana tersebut menekankan pentingnya “pertumbuhan bersama” (shared prosperity).
Pemerintah Tiongkok ingin memastikan hasil pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, sejalan dengan visi “modernisasi ala Tiongkok” yang menekankan keseimbangan antara kemajuan ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Para pengamat menilai, Rencana Lima Tahun ke-15 menunjukkan arah kebijakan Tiongkok yang lebih tegas terhadap kemandirian ekonomi sekaligus keterlibatan internasional.
- Iklan Google -
Dengan target ambisius hingga 2030, Beijing berusaha memadukan strategi nasionalnya dengan kepentingan global yang lebih luas — dari transisi energi hingga tata ekonomi multipolar yang lebih seimbang.