Tehran (mediapesan) – Pemerintah Iran telah menyatakan kesiapannya untuk turun langsung ke medan perang demi mempertahankan Irak jika negara tersebut menghadapi ancaman serius.
Hal ini disampaikan oleh Duta Besar Iran untuk Irak di Baghdad, menegaskan bahwa ancaman dari kelompok teroris akan dihadapi dengan kekuatan militer jika diperlukan.
Dalam pernyataannya, Iran menegaskan bahwa ancaman ini bukan sekadar retorika.
Informasi intelijen terbaru mengungkapkan bahwa sekitar 11.000 teroris diperkirakan akan menyusup ke wilayah Irak dalam beberapa bulan mendatang.
Iran memandang ancaman ini sebagai kondisi yang berpotensi mengguncang stabilitas kawasan, sekaligus membahayakan keamanan nasionalnya.
Iran akan mempertahankan Irak secara militer jika negara tersebut diancam oleh kelompok teroris, tegas Duta Besar Iran di Baghdad, dikutip dari twitter (X) @IranObserver, (12/12/2024).
Langkah ini menunjukkan peningkatan keterlibatan Iran dalam stabilitas regional, khususnya di Irak, yang berbatasan langsung dengan negara itu.
Keputusan Tehran ini mencerminkan strategi regionalnya untuk melindungi sekutu sekaligus menjaga pengaruh di Timur Tengah.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah menjadi pemain kunci dalam menangani berbagai konflik regional, termasuk keterlibatannya dalam perang melawan ISIS.
Namun, langkah ini juga berpotensi meningkatkan ketegangan di kawasan.
Banyak pihak memandang keterlibatan langsung Iran sebagai langkah berisiko yang dapat memicu eskalasi konflik lebih luas.
Sementara itu, Baghdad belum memberikan tanggapan resmi terkait pernyataan dari Iran ini.
Namun, ancaman teroris yang semakin meningkat tentunya menjadi perhatian serius bagi pemerintah Irak, yang selama bertahun-tahun menghadapi tantangan besar dalam menjaga stabilitas dan keamanannya.
Situasi ini akan menjadi perhatian dunia, mengingat Irak selama ini menjadi arena bagi konflik antara berbagai kekuatan regional dan global.
Apakah langkah Iran ini akan meredakan ketegangan atau justru memperburuk keadaan, masih harus ditunggu.
Yang jelas, Timur Tengah kembali berada di persimpangan yang menentukan. ***