mediapesan.com | Pada tanggal 12 Juli, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla, mengadakan pertemuan penting dengan Ismail Haniyeh, Pemimpin Politik Gerakan Hamas, di Doha.
Pertemuan yang berlangsung selama dua jam ini diisi dengan pembahasan mendalam tentang kondisi Palestina, khususnya Gaza, yang sedang dilanda konflik.
Dalam pertemuan tersebut, Jusuf Kalla menyampaikan bela sungkawa yang mendalam kepada bangsa Palestina yang menjadi korban konflik.
Ia menegaskan kembali sikap solidaritas serta dukungan penuh bangsa Indonesia untuk kemerdekaan Palestina.
Mata dunia sekarang tertuju ke Gaza. Semua prihatin dengan kondisi keamanan dan semua aspek kehidupan di sana. Dunia tersentuh dan menyayangkan tragedi kemanusiaan ini, ujar JK.
Sebagai Ketua Palang Merah Indonesia, JK mengungkapkan tantangan besar dalam mendistribusikan bantuan ke Gaza akibat blokade yang dilakukan oleh Israel.
Ia menekankan perlunya persatuan dan kebersamaan antara Hamas dan Al Fatah, serta di dalam tubuh Hamas sendiri, untuk memperbaiki kondisi di Palestina.
Tanpa kesatuan aspirasi dan institusi, penyelesaian masalah Gaza akan semakin sulit, tambahnya.
JK juga mengusulkan rencana kemanusiaan yang komprehensif untuk Gaza. Program ini mencakup penanganan korban luka dan sakit, serta penyelamatan wanita, orang tua, dan anak-anak agar tidak menjadi korban perang.
Semua ini hanya bisa efektif jika kekerasan bisa dihentikan lebih dulu, tegas JK.
Ia menekankan bahwa segala upaya harus dimulai dari perspektif kemanusiaan, bukan politik atau ideologi.
Ismail Haniyeh, dalam tanggapannya, memuji posisi dan peran diplomatik Indonesia. Ia mengapresiasi bantuan kemanusiaan yang diberikan Indonesia kepada rakyat Gaza, kontribusinya dalam merawat korban luka, serta solidaritas luas rakyat Indonesia terhadap Palestina.
Haniyeh juga memaparkan kondisi terkini di Gaza, mencakup masalah kemanusiaan dan politik yang dihadapi.
Pertemuan ini tidak hanya mempererat hubungan antara Indonesia dan Palestina, tetapi juga membuka jalan untuk langkah-langkah konkret dalam mendukung perdamaian dan kemanusiaan di Gaza.
Kedua pemimpin sepakat bahwa kerja sama dan solidaritas internasional adalah kunci untuk menciptakan perubahan positif bagi masa depan Palestina. ***