(mediapesan) – Media dan jurnalis di Israel hampir secara keseluruhan sepakat bahwa peristiwa ini merupakan kekalahan besar bagi negara tersebut.
Kritik tajam juga diarahkan kepada mantan Presiden AS, Donald Trump, yang dianggap memaksakan kesepakatan gencatan senjata yang tidak diterima Israel selama lebih dari setahun.
Seorang pejabat tinggi militer Israel (IDF) yang berbicara secara anonim menyatakan kekecewaannya terhadap kesepakatan ini:
Kesepakatan ini adalah bencana total. Selama lebih dari setahun kami menolaknya, tetapi kini semua upaya kami di Gaza menjadi sia-sia. Tidak ada mekanisme yang jelas untuk menggulingkan Hamas dari kekuasaan. Dengan struktur kesepakatan ini, Hamas tetap memegang kendali di Jalur Gaza, bahkan mungkin memperkuat diri lebih dari sebelumnya. Ini memalukan. Kami menyerah kepada Hamas.
Situasi ini semakin memprihatinkan mengingat Gaza sudah mengalami kehancuran parah, dengan ribuan anak-anak dan warga sipil menjadi korban.
Namun, menurut Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, Hamas kini justru telah pulih sepenuhnya, memiliki lebih banyak pejuang, dan mengukuhkan kekuasaannya di wilayah tersebut.
Kritik terhadap Trump muncul karena desakan gencatan senjata yang didorong oleh situasi domestik AS.
Dengan tantangan internal yang signifikan, AS dinilai enggan memperpanjang konflik setelah lebih dari setahun menghabiskan sumber daya dan senjata tanpa hasil signifikan dalam melemahkan Hamas.
Kesepakatan ini menimbulkan pertanyaan besar tentang strategi jangka panjang di Gaza dan masa depan keamanan kawasan.