Surabaya (mediapesan) – Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup penduduk Indonesia, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menekankan pentingnya program Pengendalian Penduduk dan Pembangunan Keluarga sebagai bagian dari strategi besar pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul.
Salah satu inisiatif unggulan adalah pengembangan layanan SuperApps Keluarga, yang masuk dalam 5 Program Percepatan (Quick Win) Kemendukbangga/BKKBN.
Untuk merealisasikan program tersebut, Tenaga Ahli Kemendukbangga/BKKBN, Fitrie Arianti, SE, M.Si, melakukan kunjungan ke Kota Surabaya, Jawa Timur, guna mempelajari aplikasi “Sayang Warga” milik Pemerintah Kota Surabaya.
Kunjungan ini disambut oleh Kepala Bidang Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana & Keluarga Sejahtera DP3APPKB Kota Surabaya, dr. Atiek Tri Arini, M.Kes, bersama Agus Ulum Mulyo, S.Kom., M.T., dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya.
Integrasi Data untuk Pelayanan Holistik Keluarga
Dr. Atiek menjelaskan bahwa aplikasi Sayang Warga awalnya dikembangkan secara sederhana, kemudian diintegrasikan dengan berbagai aplikasi milik Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Surabaya.
Pengguna aplikasi ini melibatkan semua stakeholder, sehingga data yang terkumpul dapat digunakan untuk menurunkan angka stunting dan memantau kondisi tertentu sebagai bahan pengambilan keputusan, jelasnya.
Salah satu fitur unggulan Sayang Warga adalah pemantauan calon pengantin (catin).
Pasangan yang akan menikah diwajibkan menjalani pemeriksaan kesehatan dan mendapatkan sertifikat catin.
Jika hasil pemeriksaan kurang baik, pendampingan dilakukan melalui puskesmas, termasuk pemberian vitamin dan edukasi melalui Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga).
Seluruh data pasangan usia subur dipantau secara berkelanjutan, mulai dari kehamilan hingga kelahiran, termasuk pemantauan stunting pada anak.
Integrasi Lintas Program
Agus Ulum menambahkan bahwa saat ini ada tujuh aplikasi yang terintegrasi dalam Sayang Warga.
Aplikasi ini tidak hanya fokus pada program penurunan stunting, tetapi juga mencakup layanan rumah sehat, bumantik, dan program kesehatan lainnya yang disinkronkan dengan data kemiskinan, paparnya.
Aplikasi ini bahkan mampu memprediksi potensi penyembuhan kasus stunting berdasarkan perhitungan tim ahli yang melibatkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Menuju SuperApps Keluarga Terintegrasi Nasional
Fitrie Arianti menegaskan bahwa SuperApps Keluarga yang tengah dikembangkan akan mengadopsi konsep dan sistem dari aplikasi Sayang Warga dan Siap Bahagia milik Jawa Timur.
Aplikasi Siap Bahagia sudah dibangun dengan baik, dan arahan Menteri Kemendukbangga/Kepala BKKBN adalah mempelajari sistem integrasi Sayang Warga untuk menciptakan layanan keluarga berbasis SuperApps secara nasional, ujarnya.
Dengan adanya SuperApps Keluarga ini, diharapkan masyarakat Indonesia dapat dengan mudah mengakses layanan terintegrasi, seperti konsultasi keluarga, perawatan anak, layanan dokter, psikolog, dan pendataan keluarga.
Layanan ini diharapkan menjadi solusi modern yang user-friendly, mendukung visi Kemendukbangga/BKKBN dalam membangun keluarga berkualitas dan mencegah masalah seperti stunting sejak dini.
Layanan ini menjadi tonggak penting dalam menciptakan ekosistem pelayanan keluarga yang holistik dan berkelanjutan, sejalan dengan upaya membangun SDM unggul demi masa depan Indonesia yang lebih baik. ***