mediapesan.com | Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, mengungkapkan setidaknya dua anak dilaporkan meninggal akibat gelombang panas baru-baru ini di Jalur Gaza.
Gaza telah mengalami gelombang panas yang tidak biasa dalam beberapa hari terakhir, yang memperburuk kondisi kehidupan yang sudah sangat sulit, kata Lazzarini, dikutip dari Qudsnews, Sabtu (27/4/2024).
Selain itu, warga Palestina di Jalur Gaza juga menghadapi krisis air yang parah karena pendudukan Israel telah menghancurkan sebagian besar sumur bawah tanah dan memutus jalur pengiriman air ke Jalur Gaza.
Pemerintah kota Beit Lahia, di bagian utara Jalur Gaza, mengumumkan bahwa tentara pendudukan Israel telah menghancurkan 70 persen dari sumur air yang menyediakan air bersih bagi penduduk Palestina di kota tersebut.
Walikota Alaa Al-Attar menjelaskan bahwa sejak awal agresi Israel di Jalur Gaza, Beit Lahia telah menderita kerusakan infrastruktur besar dan kehilangan banyak pemukiman.
Dia menambahkan bahwa hampir 70% sumur air yang menyediakan air bersih bagi penduduk kota telah dihancurkan oleh tentara pendudukan Israel, bersama dengan 50% pompa limbah, yang menyebabkan krisis kemanusiaan yang mendalam di Jalur Gaza.
Untuk hari ke-204 berturut-turut, tentara pendudukan Israel terus melancarkan agresi terhadap Jalur Gaza, dengan dukungan dari Amerika dan Eropa.
Pesawat-pesawat tempur Israel terus mengebom rumah sakit, gedung-gedung, menara-menara, dan rumah-rumah warga sipil Palestina, menghancurkan mereka beserta penghuninya, serta menghalangi masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.
Agresi yang berkelanjutan ini telah menyebabkan kematian 34.356 orang Palestina dan melukai 77.368 lainnya, sementara sekitar 1,7 juta orang dari populasi Jalur Gaza terpaksa mengungsi, menurut data PBB. ***