Finlandia (mediapesan) – Latihan militer NATO di Laut Baltik menghadapi tantangan besar akibat cuaca buruk dan badai yang melanda kawasan tersebut.
Meskipun berupaya menyesuaikan manuver dengan kondisi lingkungan yang sulit, aliansi militer ini juga menguji teknologi baru untuk mendeteksi anomali bawah laut.
Namun, menurut perwakilan NATO, pencegahan terhadap gangguan yang tidak terduga tetap menjadi tantangan besar.
Teknologi deteksi bawah laut yang digunakan berfokus pada sensor canggih yang mampu mengidentifikasi aktivitas tak biasa di dasar laut.
Ini penting, mengingat meningkatnya potensi sabotase infrastruktur bawah laut, seperti pipa gas atau kabel komunikasi.
Meski demikian, NATO mengakui bahwa pencegahan gangguan bukanlah tugas mudah, terutama dalam kondisi cuaca ekstrem seperti saat ini.
Seorang pakar keamanan bawah laut menekankan pentingnya meningkatkan kapasitas kabel yang redundan untuk menghindari gangguan layanan.
Dengan menambah redundansi, risiko gangguan layanan yang disebabkan kerusakan atau sabotase dapat diminimalkan, ujarnya.
Latihan ini menunjukkan bahwa NATO tidak hanya menghadapi tantangan operasional di permukaan laut, tetapi juga di kedalaman yang tidak terlihat.
Pengembangan teknologi deteksi bawah laut pun menjadi kunci dalam memastikan keamanan infrastruktur vital di masa depan.