mediapesan.com | Suaranya terdengar di tengah-tengah serbuan peluru dan kekacauan yang merajalela di Jalur Gaza.
Jurnalis-jurnalis berani ini tidak hanya berjuang untuk menyampaikan berita, tetapi juga untuk bertahan hidup.
Mereka berdiri di garis depan konflik, mengejar kebenaran di antara reruntuhan dan keganasan yang tak terhindarkan.
Namun, di balik setiap gambar dan laporan yang mereka hasilkan, ada sebuah cerita yang luput dari sorotan dunia: pembunuhan terhadap jurnalis yang terus berlangsung di Jalur Gaza.
Mereka menjadi sasaran dari tentara “Israel”, yang seolah-olah melihat mereka sebagai ancaman yang harus dihilangkan.
Tapi, hari ini, jurnalis Gaza menaikkan suara mereka. Mereka tidak hanya menyuarakan ketakutan dan kemarahan mereka, tetapi juga menuntut tindakan.
Mereka memanggil lembaga-lembaga hukum dan internasional untuk tidak lagi berpaling dari kejahatan yang sedang terjadi di tanah Gaza.
Mereka menyerukan agar pembunuhan terhadap rekan-rekan mereka dihentikan, dan keadilan ditegakkan.
Kami, sebagai warga dunia, tidak boleh diam. Kita harus mendukung suara jurnalis Gaza dalam permintaan mereka untuk keadilan. Kita harus mengamplifikasi panggilan mereka melalui media sosial, petisi, dan aksi-aksi lainnya. Kita harus memastikan bahwa dunia mendengar dan bertindak, ujar jurnalis Gaza.
Jurnalis Gaza berjuang tidak hanya untuk memperjuangkan kebenaran, tetapi juga untuk hidup mereka sendiri.
Dilansir dari jejaring sosial salahsatu jurnalis, Mohammed Fayezz Abo Oun, melaporkan bahwa kita tidak boleh mengabaikan panggilan mereka untuk mengakhiri pembunuhan terhadap awak media di Jalur Gaza.
Ini adalah panggilan untuk keadilan, dan kita harus menjawabnya dengan tindakan, tegas jurnalis Gaza.