Iran (mediapesan) – Provinsi Khuzestan menjadi sorotan setelah terungkap bahwa lebih dari 126 ribu ton input ternak seperti jagung, barley, dan bungkil kedelai sempat tertahan di Bea Cukai Pelabuhan Imam Khomeini, (21/12/2024).
Penahanan ini terjadi akibat perselisihan dokumen dan masalah keuangan antara pemilik komoditas dan perusahaan pelayaran.
Meski akhirnya bahan baku tersebut berhasil dibersihkan dan kembali masuk ke rantai produksi, keterlambatan ini menimbulkan pertanyaan.
Sejak awal tahun, Bea Cukai Pelabuhan Imam Khomeini telah menangani lebih dari setengah juta ton input ternak yang sebelumnya terhenti.
Langkah cepat dalam menyelesaikan izin ini terbukti krusial, mengingat perannya dalam menekan kenaikan harga bahan baku peternakan dan mengurangi beban produsen ternak serta unggas.
Namun, kasus 126 ribu ton input ini menyoroti adanya hambatan birokrasi dan koordinasi yang masih harus dibenahi.
Jika persoalan dokumen dan sengketa keuangan seperti ini terus terjadi, dampaknya bisa berlanjut ke tingkat yang lebih luas, yakni kenaikan harga pakan yang ujungnya membebani konsumen.
Pemerintah dan pemangku kebijakan harus mempercepat solusi untuk mengatasi hambatan ini, demi menjaga stabilitas rantai pasok pangan.
Tidak hanya efisiensi di pelabuhan yang diperlukan, tetapi juga transparansi dalam pengelolaan dokumen dan mediasi sengketa antar pihak.
Upaya bersama ini akan memastikan sistem distribusi bahan baku ternak berjalan lebih lancar di masa mendatang. ***