mediapesan.com | Ketua MPR RI ke-16 dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet), memberikan apresiasi yang tinggi terhadap peluncuran buku terbaru berjudul “Pikiran dan Ide Prof. H. Paiman Raharjo.”
Dalam peluncurannya, Bamsoet menekankan pentingnya buku tersebut dalam membahas isu-isu penyakit masyarakat yang perlu dihadapi dan ditangani dengan serius.
Buku ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan solusi yang mendalam terhadap permasalahan sosial yang dihadapi bangsa.
Buku ini menggambarkan perjalanan hidup Prof. Paiman yang memulai karier sebagai tukang sapu hingga menjadi Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo dan Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Dalam acara bedah buku yang diadakan di kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Jakarta, Kamis (4/7/2024), Bamsoet mengingatkan tentang “penyakit masyarakat” yang sering menghambat kesuksesan, yaitu susah melihat orang senang dan senang melihat orang susah.
Mengutip pemikiran Barbara Tuchman Wertheim, Bamsoet menekankan bahwa buku adalah pembawa peradaban yang tidak akan lekang oleh waktu dan akan terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Buku “Pikiran dan Ide Prof. Paiman Raharjo” memuat berbagai tulisan inspiratif hasil pertemuan Prof. Paiman dengan berbagai kalangan yang mencerminkan pemikiran unik tentang politik, pendidikan, karier, dan persahabatan.
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Menteri Pertanian RI Harvick Hasnul Qolbi, Pakar Komunikasi Politik Prof. Effendi Gazali, Pj. Gubernur Lampung Samsudin, Pjs. Ketua Umum PB HMI Sukrin, dan Ketua Bidang Otda PB HMI Maryadi Sirat.
Bamsoet juga menekankan bahwa kesuksesan bukanlah hak istimewa dari kelas sosial atau ekonomi tertentu, melainkan milik mereka yang bekerja keras dan pantang menyerah.
Hidup harus dijalani seperti maraton, menikmati setiap prosesnya dan tidak hanya berfokus pada hasil yang cepat.
Dalam konteks pembangunan nasional, Bamsoet menyoroti pentingnya mengatasi kesenjangan sosial-ekonomi dan mempertahankan orientasi pembangunan yang bijaksana.
Sebagai negara agraris dan kepulauan, Indonesia harus menyeimbangkan pembangunan industrinya dengan mempertahankan kemandirian pangan.
Selain itu, Bamsoet juga menyoroti pentingnya keteladanan dari para elit politik yang harus menghindari ambisi kekuasaan yang membutakan hati.
Buku ini mengajak pembaca untuk berkontemplasi dan mengambil inspirasi dari tokoh masyarakat seperti Prof. Paiman yang perjalanan hidupnya penuh inspirasi.
Pesan moral dari buku ini adalah bahwa meski jalan kehidupan tidak selalu mulus, kita tidak boleh bersikap apatis dan pesimis. Banyak tokoh masyarakat yang kisahnya dapat dijadikan inspirasi, seperti kisah Prof. Paiman, pungkas Bamsoet. ***
(red)