Masuk
mediapesan.commediapesan.com
Aa
  • Pedoman Media Siber
  • Berita
  • Nasional
  • Internasional
  • Opini
  • Advertorial
  • Disclaimer
  • Redaksi
Reading: Kepemimpinan dalam Pahatan Sejarah
Share
Aa
mediapesan.commediapesan.com
  • Pedoman Media Siber
  • Berita
  • Nasional
  • Internasional
  • Opini
  • Advertorial
  • Disclaimer
  • Redaksi
Search
  • Pedoman Media Siber
  • Berita
  • Nasional
  • Internasional
  • Opini
  • Advertorial
  • Disclaimer
  • Redaksi
Sudah punya akun? Masuk
Follow US
mediapesan.com > Berita > Opini > Kepemimpinan dalam Pahatan Sejarah
Opini

Kepemimpinan dalam Pahatan Sejarah

Terakhir diperbarui: 2024/01/08 at 3:50 PM
Reporter Burung Hantu Diposting 8 Januari 2024
Share
UPRI Makassar
SHARE

Oleh. Dr. Andi Bachtiar, S.Sos, M.Si, M.Pd.

(Direktur Pascasarjana UPRI Makassar)

Sejarah dan Kepemimpinan

Tak ada sejarah tanpa kepemimpinan, namun tak semua kepemimpinan akan tersejarahkan. Mengapa demikian? Dalam Sejarah selalu saja ada aktor-aktor utama yang digambarkan sebagai pelopor yang mewarnai sebagian besar perisitwa sejarah.

Peristiwa-peristiwa tersebut dianggap bersejarah karena telah memberikan sumbangsih yang besar terhadap peradaban dan umat manusia.

- Advertisement -
Jasa Backdrop Jogja
Backdrop JogjaBackdrop Jogja
Screenshot_20250611_173534_Drive
Screenshot_20250611_173527_Drive
Screenshot_20250611_173541_Drive
Screenshot_20250611_173547_Drive

Sehingga ia pantas untuk dicatat sebagai kenangan generasi berikut dan pelajaran berharga untuk menata hidup dan kehidupan umat yang lebih nantinya.

Namun, sejarah bukan kisah murahan, ia selalu selektif dalam memilah dan memilih setiap peristiwa dan aktor yang dianggap pantas untuk diukirnya.

Tak heran jika kita mendapati begitu banyaknya peristiwa di muka bumi ini beserta aktor-aktornya, namun tak begitu mudah mendapatinya dalam catatan dan memori sejarah.

Kepemimpinan selalu datang silih berganti, namun hanya sedikit yang dianggap layak diingat dalam sejarah.

Sejarah dan kepemimpinan memang pada akhirnya akan saling butuh satu dengan yang lainnya.

Sejarah akan merekam setiap peritiwa bersejarah yang dipelopori sang pemimpin dengan sejumlah kisah kepahlawannya.

Sehingga sejarah menjadi begitu bernilai bagi umat manusia dengan catatan-catatan pentingnya.

Sementara itu, kepemimpinan hebat akan hidup dan merambah kemana-mana, melintasi batas wilayah dan benua bahkan waktu dan zaman karena diukir dengan indah serta kuat dalam Sejarah Keumatan.

Kisahnya menjadi kenangan yang memotivasi, menjadi cerita yang menginspirasi, menjadi teladan yang mencerahkan. Walaupun awalnya, keduanya berjalan dan bekerja dengan caranya masing-masing.

Sejarah kepemimpinan terkadang akan melegenda, namun ia bukan dogeng, mitos atau legenda tanpa fakta sejarah.

Sejarah adalah sebuah kisah yang kuat akan fakta-fakta sejarah kepemimpinan yang benar. Karena Sejarah punya caranya sendiri dalam menarasikan kisahnya: menyediakan sumber sejarah yang kuat (heuristic), selalu kritis menelah kebenaran, dan melakukan interpretasi yang benar dan proporsional hingga menghasilkan Histiografi yang pantas untuk generasi saat ini dan akan datang.

Baca Juga:  Waisak 2569 BE/2025: Merawat Kebhinekaan dengan Kasih Universal dan Perdamaian  

Sejarah selalu menggunakan kacamata yang objektif, walau tak jarang terwarnai oleh sikap subjektivitas penulisanya, namun sejarah selalu bijak: Subjektif tetapi Objektif.

Inilah Sejarah dan Kepemimpinan, dua perihal yang bekerja dengan pola dan perilakunya masing-masing, namun sejarah menjadi amat vital karena secara cermat merekam kisah-kisah kepemimpinan yang hebat, dan kepemimpinan hebat akan senantiasa hidup karena terekam dengan kuat dalam memori sejarah. Akankah, Sejarah kepemimpinan itu juga milik kita?

Istana-Istana dalam Kepemimpinan

Dalam kepemimpinan, tak jarang kita dapati begitu banyak istana-istana yang dibangun. Istana-istana ini adalah symbol kedidayaan dan kemegahan dari sebuah dinasti yang ingin ditunjukkan kepada sejarah.

Iya, Istana-istana ini tidak hanya bertujuan untuk menegaskan tentang kedidayaan dinastinya, tetapi juga agar tetap legam dalam memori sejarah.

Diingat! bahkan dielu-elukan dalam sejarah. Dan ternyata, istana-istana kepemimpinan ini tidak hanya dalam bentuk gedung-gedung yang megah saja, tetapi bisa juga dalam bentuk lain seperti menara-menara yang menjulang tinggi, tugu-tugu, piramida, patung, jembatan serta bentuk fisik lainnya yang sengaja dibangun dengan megah, mewah dan menarik.

Fakta dan semangat ini bisa kita dapati dimana-mana bahkan hingga saat ini.

Dalam semangat membangun Istana Kepemimpinan ini, kemewahan dan kemegahan seolah menjadi warna utama, namun tujuan utamanya selalu saja sama yaitu simbol kebanggaan dan ingin menegaskan dinastinya dalam sejarah.

Lalu, apakah istana-istana ini juga merupakan representasi dari keberhasilan kepemimpinannya? Jawabannya jelas! “TIDAK”. Tidak sama sekali..

Dalam banyak referensi kepemimpinan, kita tidak mendapati kemegahan sarana-sarana tersebut sebagai ukuran keberhasilan kepemimpinan.

Paling tidak, mengutip pendapat Yulk (2010), bahwa ukuran utama keberhasilan kepemimpinan dapat dilihat dari tiga hal, yaitu tercapainya tujuan bersama atau organisasi, sikap baik yang ditunjukkan pengikut terhadap pemimpinnya atas kepemimpinannya, serta ada kontribusi nyata dari pemimpin dalam membangun dan pengembangan (empowerment) pengikut atau rakyatnya.

Lalu, apakah istana-istana itu juga akan menjadi sumber kebangaan dan akan lekam dalam sejarah? Jawabanya, “Tidak selalu!”

Baca Juga:  Hardiknas: Menyalakan Obor Pendidikan yang Membebaskan dan Berdaya Saing

Membangun istana-istana kepemimpinan pada dasarnya adalah hak setiap pemimpin dalam era kepemimpinannya. Namun yang patut diingat, bahwa istana-istana tersebut punya kemungkinan lain jika misi utama kepemimpinan tidak terengkuh dengan baik.

Pertama, istana-istana itu akan senantiasa ada namun selalu lekam akan cerita yang kelam seperti piramida-piramida di mesir dengan sejarah Firaunnya atau gedung-gedung pencakar langit di Jakarta dengan masa kelam pembangunan orde baru yang pro kapitalisme.

Kedua, istana-istana tersebut hilang ditelang sejarah karena Allah SWT yang melenyapkannya seperti kaum A’ad dan Tsamud, atau diruntuhkan oleh rakyatnya sendiri atau dinasti-dinasti berikutnya.

Ketiga, Bisa saja ada istana-istana yang menjadi saksi sejarah kehebatan sebuah dinasti, namun sejarah keumatan selalu tak mempedulikan istana-istana tersebut dan lebih mengelu-elukan cerita hebat sang pemimpin dalam kepemimpinannya.

Olehnya, kemegahan dan kemewahan istana-istana dalam bentuk fisik apapun, bukankah representasi dari kehebatan kepemimpinan seseorang dimanapun. Cerita kepemimpinan adalah cerita perilaku kemanusiaan terhadap manusia lainnya.

Cerita tentang sensivitas, kepedulian, harga diri, kekuatan tekad bahkan pengorbanan untuk orang-orang yang dipimpinnya.

Bukan cerita tentang kedigdayaan dan hegemoni pribadi dalam ruang sejarah. Inilah kepemimpinan, Produknya adalah kehidupan umatnya yang lebih baik, bukan istana-istana dalam berbagai bentuk yang berdiri megah!

 

Kepemimpinan dan Sejarahnya

Sejatinya kepemimpinan adalah ia ada untuk umatnya, bukan untuk dirinya atau golongannya. Jika ia gelisah, maka geliahnya untuk umatnya.

Jika ia merasa sedih dan haru, maka sedih dan harunya karena umatnya. Kalau ia bangga dan senang, itu karena mekarnya senyum bahagia umatnya.

Jika ia berdoa, maka doanya untuk hidup dan kehidupan umatnya saja. Pemimpin sejati, tak jarang akan lupa akan dirinya sendiri.

Baca Juga:  Sertifikat SSL Beri Jaminan Sebuah Website Raih Peringkat Pada Pencarian Google

Seolah ia telah menghibahkan diri untuk melayani dan melayani. Disaat itulah, sejarah akan kuat mengingatnya dalam memori keumatan.

Kita bisa menyaksikan beberapa jenis kepemimpinan seperti ini, Mahatma Gandhi di India, Jenghis Khan dari seorang budak kemudian berubah menjadi pemimpin dan panglima hebat hingga strateginya dipelajari hingga saat ini di dunia bisnis maupun militer, atau kisah kepemimpinan Abubakar Ashidiq ra, Umar Bin Khatab ra, Ali Bin Abithalib ra, Usman Bin Affan ra, bahkan Umar bin Abdul Azis.

Kisah mereka telah melegenda, namun apakah mereka meninggalkan istana-istana sebagai bukti kepemimpinannya? Tidak! Namun memori “sejarah” umat tak akan pernah lupa dengan kepemimpinan dan dinastinya.

Mungkin kita tidak pernah lupa juga dengan sejarah Seorang Pemimpin Hebat, yang badannya tak jarang meninggalkan bekas tikar alas tidurnya, tinggal di tempat yang sederhana, dan kadang harus menyangga perutnya dengan batu karena menahan lapar.

Seorang pemimpin yang memiliki visi kepemimpinan yang hebat. “Menjadi Rahmat bagi Seluruh Alam”. Benar! Dia adalah Muhammad, SAW, yang diakhir hayatnya selalu mengkhawartikan satu hal: “Umati, Umati.. Umati…”

Inilah kepemimpinan tanpa istana-istana, namun akan selalu legam dalam pahatan sejarah umat dan perabadan kemanusiaan. Apakah kita tengah menapakinya juga? Semoga!!!

Wallahu a’lam bishowab.***

Tag Andi Bachtiar, Kepemimpinan, Opini, Sejarah, UPRI Makassar
Bagikan Berita Ini
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Apa Reaksi Anda?
Suka0
Galau0
Kocak0
Terkejut0
Emosi0
BERITA SEBELUMNYA Pelabuhan Makassar tercatat melayani sebanyak 86.571 orang penumpang yang naik dan turun dari kapal hingga H+11 libur Nataru 2024. Arus Penumpang di Pelabuhan Makassar Tumbuh 119,11 Persen, Imbas Libur Nataru
BERITA BERIKUTNYA Perumahan ABA Residence. Hunian Baru di Tengah Kota Makassar: Kini Tersedia Perumahan di Jalan Kesadaran, Murah dan Terjangkau
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Silakan Pilih Rating!

Berita Populer

Rapat pemilik koperasi dengan Komisi ll DPRD Buru.
DPRD Buru Soroti Legalitas Lahan Tambang Gunung Botak
7 Juni 2025
Buruh pelabuhan mogok di Makassar dan tampak penumpukan barang tertahan akibat tidak adanya tenaga kerja bongkar muat di area pelabuhan, Mei 2025.
Buruh Pelabuhan Mogok di Makassar, Pelni Tegaskan Tidak Terlibat Langsung
26 Mei 2025
IMG 20250522 WA1172
Vatikan Bantah Surat dan Video AI yang Diklaim dari Paus Leo XIV
22 Mei 2025
Kontroversi di Desa Sawakung Beba, Mei 2025.
Kontroversi di Desa Sawakung Beba: Pemecatan Perangkat dan Dugaan Penyalahgunaan Wewenang
27 Mei 2025
Siswa SD di Makassar meninggal diduga akibat penganiayaan, (30/5/2025).
Siswa SD di Makassar Meninggal Diduga Akibat Penganiayaan, Keluarga Menuntut Keadilan
30 Mei 2025
Iran luncurkan serangan rudal ke Israel, (14/6/2025). (tjp/ho/mp)
Iran Luncurkan Serangan Rudal ke Israel, Ledakan Terdengar di Tel Aviv
14 Juni 2025
UNIM Bone dan UNIMEN kolaborasi akademik, 13 Juni 2025. 
UNIM Bone dan UNIMEN Kolaborasi Akademik Melalui Kunjungan Kelembagaan
14 Juni 2025
- Advertisement -
DEVILO.CO adalah Layanan Jasa Pembuatan Website Profesional untuk Bisnis di Jogja.
Jasa Pembuatan Web Berita JogjaJasa Pembuatan Web Berita Jogja

Berita Terkait

Dr. Ir. Affandy Agusman Aris, ST, MT, SE, MM, SH, MH.
Opini

Pemakzulan Gibran dan Etika Ketatanegaraan Kita

8 Juni 2025
Situs Lapandoso di Dusun Muladimeng, Desa Pabbaresseng, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu.
Opini

Lapandoso: Jejak Awal Islam di Tana Luwu yang Terlupakan

4 Juni 2025
IMG 20250601 WA0504
Opini

Selamat Memperingati Hari Lahir Pancasila

1 Juni 2025
Caption: Ketua Dewan Pers Komaruddin Hidayat bersama jajaran pengurus Dewan Pers melakukan kunjungan ke Mahkamah Agung (MA) pada Jumat (16/5/2025) pagi. (Foto: Humas MA)
OpiniNasional

Dewan Pers Kunjungi Mahkamah Agung Ditengah Sorotan Kasus Korupsi

19 Mei 2025
Sertifikasi BNSP
Backdrop Jogja
Backdrop JogjaBackdrop Jogja

Copyright © 2025 PT. Media Pesan Singkat

Selamat Datang di mediapesan.com!

Masuk ke Akun Anda

Lupa password?