Bisnis MBG: Peluang Usaha Berkelanjutan dalam Ekosistem Halal yang Berkembang

Reporter Burung Hantu
(ist.)

Oleh: Muhammad Nusran, (Researcher / Direktur – Halal Industry Development Institute Indonesia)

 

Mediapesan | Program Makanan Bergizi (MBG) menjadi salah satu inisiatif nasional yang potensial menggerakkan pertumbuhan ekonomi berbasis inklusi sosial.

- Iklan Google -
Mediapesan.com terdaftar di LPSE dan E-Katalog Klik gambar untuk melihat Katalog kami.

Dalam tulisan ini, kami mengusulkan agar UMKM dan Koperasi—khususnya Koperasi Merah Putih yang telah digagas dan diformalkan pemerintah—didorong memegang peran strategis dalam implementasi program MBG.

Selain memberikan manfaat sosial, program ini membuka peluang bisnis yang menjanjikan bagi pelaku usaha, terutama dalam ekosistem halal yang terus berkembang pesat.

Pasar Terjamin dalam Ekosistem Halal

Salah satu keunggulan utama keterlibatan UMKM dan koperasi di program MBG adalah kepastian pasar.

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Melalui kontrak atau kerja sama dengan pemerintah daerah dan lembaga sosial, pelaku usaha mendapatkan permintaan yang stabil untuk produk makanan bergizi halal (Kementerian Sosial, 2023).

Sertifikasi halal tidak hanya memenuhi regulasi, tetapi juga meningkatkan daya tarik bagi konsumen Muslim yang semakin selektif terhadap kehalalan produk (Wilson & Liu, 2010).

Branding Positif dan Nilai Tambah

Keterlibatan dalam program sosial seperti MBG meningkatkan citra merek dan kepercayaan publik.

- Iklan Google -

Konsumen cenderung memilih produk dari perusahaan atau koperasi yang menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat serta menjunjung nilai keberlanjutan dan religiusitas (Porter & Kramer, 2006).

Hal ini menciptakan loyalitas jangka panjang dan reputasi yang kuat.

Baca Juga:  Awak Helikopter Ka-52M Berhasil Menyerang Unit Ukraina di Zona Pertahanan Udara

Dorongan Inovasi Produk Halal dan Berkelanjutan

MBG tidak hanya mendorong peningkatan produksi, tetapi juga membuka ruang inovasi.

UMKM dan koperasi dapat menciptakan produk makanan bergizi halal yang lezat, menarik bagi anak-anak, serta ramah lingkungan (Badan POM, 2024; Elkington, 1997).

Inovasi ini berpotensi memperluas pasar, baik di dalam negeri maupun pada pasar halal global.

Risiko dan Tantangan yang Perlu Dikelola

Meski peluangnya besar, ekosistem halal memiliki tantangan tersendiri:

1. Efisiensi Produksi Halal

Pelaku usaha harus menjaga efisiensi agar margin keuntungan tetap optimal tanpa mengorbankan integritas halal (Drucker, 1954).

2. Manajemen Rantai Pasok Halal

Diperlukan pengelolaan rantai pasok yang kokoh—mulai dari sumber bahan baku pertanian, proses produksi, hingga distribusi—agar kualitas halal dan harga tetap terjaga (Chopra & Meindl, 2016; Talib et al., 2017).

3. Kualitas dan Keamanan Produk

Produk makanan halal harus memenuhi standar gizi, keamanan pangan, dan persyaratan halal yang ketat (WHO, 2020; LPPOM MUI, 2012).

Reputasi produk sangat ditentukan oleh konsistensi kualitas.

Strategi untuk Sukses dalam Bisnis MBG

Agar UMKM dan koperasi mampu bersaing dan berkelanjutan dalam ekosistem MBG, sejumlah langkah strategis perlu ditempuh:

  • Investasi teknologi pengolahan makanan halal guna meningkatkan kapasitas dan efisiensi produksi.
  • Peningkatan kompetensi SDM dalam praktik halal dan keamanan pangan.
  • Kemitraan dengan pemasok bahan baku halal dan berkelanjutan untuk menjaga stabilitas harga dan kualitas.
  • Penerapan prinsip ekonomi sirkular, terutama dalam pengurangan limbah dan dampak lingkungan.

Apalagi, anggaran program makanan bergizi dapat mencapai miliaran rupiah per daerah setiap tahun (Data APBD, 2025).

Baca Juga:  Penampakan Kehancuran Luas di Kamp Jabalia, Gaza Utara

Ini menunjukkan besarnya potensi ekonomi yang bisa diraih jika pengelolaannya tepat dan terukur.

Dampak Finansial, Sosial, dan Spiritual

Dengan pendekatan bisnis yang terarah, MBG bukan hanya memberikan keuntungan finansial bagi UMKM dan koperasi, tetapi juga menciptakan dampak sosial yang luas—mulai dari pemberdayaan ekonomi keluarga hingga peningkatan kesehatan anak bangsa.

Di sisi lain, nilai spiritual turut terbangun melalui pemenuhan standar halal dan keberlanjutan (Elkington, 1997; Khan, 2015).

Keikutsertaan UMKM dan koperasi dalam program MBG berpotensi menghasilkan double benefit:

1. Pemberdayaan kelembagaan, dan

2. Kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata.

Semoga gagasan ini mendapat perhatian dan respons positif dari Presiden Prabowo Subianto selaku pengambil keputusan utama dalam program unggulan ini—demi terwujudnya ekosistem pangan halal yang kuat, berdaya saing, dan berkelanjutan. (*)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *