MEDIAPESAN, Tangerang – Sebuah acara kelulusan sekolah dasar di Kota Tangerang menuai sorotan dari sejumlah orang tua murid karena penggunaan adat Minangkabau secara dominan, memunculkan pertanyaan mengenai sensitivitas budaya dalam kegiatan sekolah.
SD Islam Al Hasanah menggelar acara wisuda angkatan ke-31 pada Sabtu di Gedung Puribeta Hall, Kelurahan Larangan Utara, dengan tema yang kental unsur budaya Minang—mulai dari undangan berlogo khas Padang, pembawa acara yang menggunakan dialek Minangkabau, hingga dekorasi bernuansa adat Sumatera Barat.
Beberapa wali murid mengungkapkan kebingungan atas pemilihan tema tersebut, mengingat latar belakang siswa yang beragam.
Anak-anak di sekolah ini berasal dari berbagai suku, seperti Betawi, Sunda, Jawa, bahkan dari luar Sumatera Barat. Kenapa hanya budaya Minang yang ditampilkan?” kata salah satu orang tua yang enggan disebutkan namanya.
Hingga Sabtu malam, pihak sekolah belum memberikan pernyataan resmi terkait alasan pemilihan tema adat tersebut.
Dugaan sementara menyebutkan bahwa keputusan diambil oleh panitia pelaksana yang memiliki kedekatan budaya dengan Minangkabau.
Beberapa tokoh masyarakat setempat menilai keputusan tersebut kurang mencerminkan nilai inklusivitas yang seharusnya dijunjung tinggi oleh lembaga pendidikan.
Idealnya, acara seperti ini menjadi ruang untuk merayakan keberagaman, bukan menonjolkan satu budaya saja, ujar seorang tokoh masyarakat yang tidak ingin disebutkan namanya.
Para orang tua berharap pihak sekolah memberikan klarifikasi dan mempertimbangkan pendekatan yang lebih inklusif pada kegiatan mendatang. ***