MEDIAPESAN – Dalam upaya membentengi generasi muda dari pengaruh negatif dan meningkatkan kesadaran diri remaja, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A Dalduk KB) Provinsi Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar (UNM) menyelenggarakan program psikoedukasi dan pelatihan bertajuk “Mari Kenali Diri, Jauhi Kenakalan Remaja”.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari di SMK Negeri 2 Makassar.
Kegiatan ini menandai kolaborasi strategis antara lembaga pemerintah dan institusi pendidikan dalam menghadapi tantangan sosial yang dihadapi remaja, termasuk perundungan, kekerasan verbal, hingga perilaku menyimpang.
Psikoedukasi adalah kunci dalam membentuk ketahanan mental dan karakter anak-anak kita, ujar Meisy Papayungan, SKM, MSc.PH., Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DP3A Sulsel dalam sambutannya, mewakili Kepala Dinas.
Ia menekankan bahwa masa remaja adalah periode krusial yang memerlukan perhatian serius dari semua pemangku kepentingan.
Dukungan akademik juga datang dari Prof. Dr. H. Abdullah Sinring, M.Pd., dosen UNM, yang memberikan pembekalan kepada para siswa.
Ia menyoroti pentingnya pendekatan pendidikan karakter secara berkelanjutan, tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan keluarga.
Kegiatan ini mendapat sambutan antusias dari pihak sekolah.
Kepala UPT SMKN 2 Makassar, Muh. Kasim Sainong, S.Pd., M.M., menyampaikan apresiasi atas perhatian yang diberikan kepada siswanya.
Ini bukan sekadar pelatihan. Ini adalah investasi untuk membentuk pribadi siswa yang lebih empatik dan resilien dalam menghadapi tekanan sosial, ujarnya.
Puluhan siswa dari berbagai jurusan di SMKN 2 Makassar mengikuti program ini secara aktif, yang mencakup sesi diskusi, refleksi diri, hingga pelatihan kelompok.
Program ini dipandu oleh mahasiswa UNM yang tergabung dalam proyek kemanusiaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
DP3A Sulsel juga menegaskan komitmennya untuk memperluas akses program Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga) sebagai bagian dari ekosistem perlindungan anak di wilayah ini.
Kegiatan di Makassar ini menjadi salah satu langkah nyata dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih ramah anak dan memperkuat pendidikan sebagai pilar pemberdayaan remaja.