Makassar (mediapesan) – Kepala Sekolah SMP Negeri 22 Makassar, Dr. Hj. Salmah, M.Pd., akhirnya memberikan klarifikasi terkait isu dugaan penjualan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kondisi toilet sekolah yang sempat menjadi sorotan.
Ia menegaskan bahwa pihak sekolah tidak pernah menjual LKS kepada siswa serta tengah berupaya meningkatkan fasilitas demi kenyamanan seluruh peserta didik.
Isu Penjualan LKS Mencuat
Isu ini bermula dari laporan seorang wali murid kepada Ketua LSM Gempa, Amiruddin Karaeng Tinggi, SH., yang mengaku rutin membayar sejumlah uang setiap semester untuk LKS.
Laporan tersebut kemudian mendapat perhatian publik setelah dilakukan investigasi yang mengarah pada dugaan adanya praktik penjualan LKS di lingkungan sekolah.
Namun, Dr. Hj. Salmah membantah adanya praktik tersebut.
Kami tidak pernah melakukan penjualan LKS di dalam sekolah. Siswa dapat meminjam buku paket di perpustakaan. Bagi mereka yang tidak mampu, bisa menyalin dari buku yang telah disediakan sekolah, tegasnya.
Salah satu siswa SMPN 22 Makassar, berinisial NPA, turut membenarkan pernyataan tersebut.
Kalau ingin membeli, bisa mencari referensi di tempat lain yang menjual LKS. Sekolah tidak pernah mewajibkan siswa membeli, ujarnya.
Selain itu, Dr. Hj. Salmah juga menjelaskan bahwa dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dikelola secara transparan dan digunakan untuk pembelian buku paket sesuai kurikulum.
Dana BOS kami manfaatkan untuk membeli buku paket, sehingga siswa tidak perlu membeli sendiri, tambahnya.
Kondisi Toilet Sekolah dan Upaya Perbaikan
Selain dugaan penjualan LKS, kondisi toilet sekolah juga menjadi perhatian.
Investigasi lapangan menemukan beberapa toilet yang dinilai tidak layak, di antaranya toilet perempuan yang tidak memiliki pintu serta toilet laki-laki yang kekurangan air.
Menanggapi hal ini, Dr. Hj. Salmah mengakui bahwa sebelumnya memang ada beberapa fasilitas yang mengalami kerusakan.
Namun, pihak sekolah kini tengah melakukan perbaikan, termasuk pembangunan septic tank baru.
Sekolah ini terus berkembang. Dulu jumlah siswa hanya 500 orang, kini sudah mencapai 1.209. Kami terus berbenah, termasuk menambah toilet baru dan memasang kanopi untuk kenyamanan siswa, jelasnya.
Seorang siswa yang enggan disebutkan namanya mengonfirmasi bahwa beberapa toilet kini telah diperbaiki.
Pintu toilet yang rusak sebelumnya disebabkan oleh ulah beberapa siswa yang menendangnya. Sekarang sudah dipasang kembali, tuturnya.
Komitmen Sekolah untuk Siswa Kurang Mampu
Sebagai bentuk kepedulian terhadap siswa dari keluarga kurang mampu, SMPN 22 Makassar juga memiliki berbagai program bantuan, mulai dari seragam hingga perlengkapan sekolah.
Jika ada siswa yang kesulitan, mereka bisa langsung melapor ke saya. Kami siap membantu, ujar Dr. Hj. Salmah.
Ia pun kembali menegaskan bahwa bagi siswa yang tidak mampu membeli buku, pihak sekolah telah menyediakan buku paket sejumlah 11 mata pelajaran yang dapat dipinjam di perpustakaan.
Kolaborasi dengan Masyarakat dan Media
Di akhir pernyataannya, Dr. Hj. Salmah menegaskan bahwa sekolahnya akan terus berkolaborasi dengan masyarakat dan media untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik.
Kami ingin SMP Negeri 22 Makassar menjadi sekolah yang berprestasi dan membangun karakter siswa yang berakhlak mulia. Dengan kerja sama semua pihak, insha Allah kita bisa mewujudkannya, pungkasnya.
(pl)