MAKASSAR | MEDIAPESAN – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., mengajak warga Muhammadiyah, khususnya para ulama dan kader, untuk aktif mengisi ruang digital dengan narasi yang valid, mencerahkan, dan bertanggung jawab.
Seruan ini ia sampaikan dalam Seminar Nasional Musyawarah Wilayah III Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan di Balai Sidang Muktamar Universitas Muhammadiyah Makassar, Sabtu, 2 Agustus 2025.
Dalam pidatonya yang berjudul “Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Pendidikan Indonesia”, Mu’ti menegaskan bahwa kecerdasan buatan (AI) bukan lagi sekadar isu masa depan.
AI sudah hadir di tengah kehidupan kita. Kita hidup di era digital, di mana siapa yang paling banyak mengunggah, dialah yang membentuk narasi, ujar Mu’ti.
Ia mengingatkan pentingnya penguasaan teknologi informasi oleh umat Islam.
Warga Muhammadiyah, menurutnya, tidak boleh tertinggal dalam membangun opini publik di era digital.
Jangan jadi budak teknologi. AI harus dikendalikan oleh manusia, bukan sebaliknya, ujarnya lantang.
Mu’ti mengaitkan kerja AI yang berbasis deep learning dengan metode pengajaran Al-Qur’an yang kerap menggunakan pengulangan.
Namun, ia menekankan bahwa sehebat apapun teknologi, ia harus tetap dibingkai dengan nilai dan etika kemanusiaan.
- Iklan Google -
Meski kuat di level akar rumput, kata Mu’ti, Muhammadiyah masih perlu memperluas pengaruhnya di ruang digital.
Kalau kita diam, ruang publik akan dikuasai oleh hoaks dan disinformasi. Muhammadiyah harus hadir dengan konten yang mencerahkan, kata dia.
Rektor Unismuh Makassar, Dr. Abdul Rakhim Nanda, menyambut kedatangan Mu’ti dengan antusias.
Ia mengingatkan bahwa Balai Sidang Muktamar ini pernah menjadi saksi sejarah Muktamar ke-47, saat Mu’ti masih menjabat Sekretaris Umum PP Muhammadiyah.
Kini beliau hadir kembali sebagai menteri. Ini kebanggaan bagi kami, ucapnya.
Rakhim juga melaporkan kemajuan pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu yang peletakan batu pertamanya dilakukan Prof. Mu’ti tahun lalu.
Fondasinya kini telah berdiri kokoh. Kami mengajak partisipasi semua pihak untuk menyelesaikannya, katanya, disambut tepuk tangan hadirin.
Ketua PWM Sulsel, Prof. Dr. Ambo Asse, menyebut kehadiran Mu’ti sebagai momentum penting memperkuat dakwah Muhammadiyah di era digital.
Ini bentuk kecintaan beliau kepada Muhammadiyah Sulsel, di tengah padatnya agenda kenegaraan, ujarnya.
Usai seminar, Mu’ti dijadwalkan meresmikan Gedung Asrama dan Pondok Tahfiz di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara.
Ambo Asse menegaskan bahwa pendidikan Muhammadiyah sejak awal sudah mengintegrasikan keislaman dan sains modern.
Sekolah Muhammadiyah mungkin tidak menamakan diri ‘terpadu’, tapi sejak zaman KH Ahmad Dahlan, substansinya memang sudah seperti itu, ujarnya.
Kegiatan ditutup dengan penyerahan cenderamata dan penandatanganan dua prasasti sebagai simbol kolaborasi antara pemerintah dan Muhammadiyah dalam membangun pendidikan berbasis teknologi dan nilai.