mediapesan.com | Sebuah insiden penganiayaan brutal yang menimpa Tallasa Dg. Nyajala (55) mengundang perhatian besar dari keluarga korban.
Tallasa harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Pajonga, Kabupaten Takalar, setelah mengalami luka serius di kepala yang memerlukan jahitan.
Peristiwa penganiayaan ini terjadi di Desa Malewan, Kecamatan Polongbangkeng Utara.
Hingga saat ini, pelaku penganiayaan masih bebas berkeliaran.
Keluarga korban mendesak pihak kepolisian untuk segera menangkap pelaku.
Tallasa Dg. Nyajala, yang ditemui wartawan di rumahnya, menyatakan kekecewaannya terhadap kinerja Polsek Polongbangkeng Utara.
Kami mendesak agar Polsek Polongbangkeng segera menangkap pelaku. Sampai sekarang, pelaku masih bebas berkeliaran, ucapnya penuh harap.
Salah satu anggota keluarga korban menegaskan bahwa ini bukan kasus ringan, melainkan tindak pidana penganiayaan berat.
Korban masih terbaring lemah di rumah akibat luka robek di kepalanya. Melihat kondisi korban yang kritis, seharusnya polisi bergerak cepat untuk menangkap pelaku, ujarnya dengan tegas.
Pada hari kejadian, Tallasa berboncengan dengan Daeng Lalang menuju rumah Daeng Gassing.
Di sana, mereka bersama beberapa orang lainnya, termasuk terduga pelaku WY, minum tuak.
Tanpa diduga, pelaku tiba-tiba memukul kepala Tallasa, menyebabkan luka parah dan pendarahan hebat.
Korban kemudian dibawa ke Puskesmas setempat sebelum dirujuk ke Rumah Sakit Pajonga untuk perawatan lebih lanjut.
Kanit Reskrim Polsek Polongbangkeng Utara, Aipda Suaib, mengklaim telah melakukan penyelidikan dengan menggali keterangan dari saksi-saksi.
Namun, menurutnya, saksi-saksi tidak memberikan keterangan yang jujur.
Sementara itu, penyidik Daeng Tawang menyatakan bahwa BAP terhadap korban belum dilakukan, menambah kebingungan dalam penanganan kasus ini.
Kapolsek Polongbangkeng Utara, AKP Totok Rohyadi, saat dikonfirmasi, belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut.
Kami masih menunggu hasil visum dari rumah sakit dan proses penyelidikan lebih lanjut, ujar Totok singkat.
Dengan luka di kepalanya yang dijahit sekitar 15 jahitan, Tallasa berharap keadilan dapat ditegakkan.
Kepalaku masih terasa sakit dan berbalut perban. Kami hanya ingin pelaku segera ditangkap dan dihukum setimpal, harapnya.
Kasus ini telah memicu keprihatinan mendalam di kalangan masyarakat setempat, yang mengharapkan penegakan hukum yang tegas dan cepat dari aparat kepolisian. ***