mediapesan.com | Konflik yang berkepanjangan di Gaza membawa dampak yang semakin meresahkan bagi kehidupan sehari-hari warga.
Di tengah gangguan transportasi dan kelangkaan bahan bakar yang semakin parah, masyarakat di Gaza Utara kini harus mengandalkan gerobak yang ditarik oleh hewan untuk beraktivitas sehari-hari.
Sejak eskalasi terbaru, serangan udara dan blokade yang diberlakukan telah memutus jalur distribusi dan mengakibatkan kelangkaan bahan bakar di seluruh wilayah Gaza.
Kondisi ini memaksa masyarakat untuk beradaptasi dengan keterbatasan yang ada.
Bagi banyak warga, khususnya di wilayah Gaza Utara, satu-satunya pilihan yang tersisa adalah menggunakan gerobak yang ditarik oleh keledai atau kuda.
Ini adalah masa-masa yang sangat sulit. Kami tidak punya pilihan lain, kata warga dari Gaza Utara, dilansir dari qudsnews, (25/8/2024).
Penggunaan gerobak hewan ini bukanlah pemandangan baru di Gaza, tetapi dalam situasi perang yang semakin intensif, pilihan ini kembali menjadi andalan banyak orang.
Bukan hanya untuk mengangkut barang, tetapi juga sebagai sarana transportasi untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lain, terutama ketika jalan-jalan rusak atau tidak dapat diakses oleh kendaraan bermotor.
Meski demikian, kondisi ini jauh dari ideal. Gerobak yang ditarik oleh hewan memiliki keterbatasan, baik dari segi kecepatan maupun daya angkut.
Di sisi lain, penggunaan hewan sebagai alat transportasi di tengah konflik yang berkepanjangan juga menambah beban bagi masyarakat yang sudah terhimpit oleh kesulitan ekonomi dan psikologis akibat perang.
Di tengah segala keterbatasan, warga Gaza tetap berjuang untuk bertahan hidup.
Kami tidak tahu kapan ini akan berakhir, tapi kami harus terus maju, tambah warga dengan penuh harap.
Di bawah bayang-bayang perang, gerobak yang sederhana menjadi simbol ketangguhan dan harapan masyarakat Gaza Utara untuk tetap bertahan di tengah kesulitan yang mendera. ***