mediapesan.com | Tahun 2024 menjadi saksi peningkatan dramatis dalam ancaman siber di seluruh dunia.
Menurut analisis terbaru dari Kaspersky, fenomena ini menunjukkan tren yang mengkhawatirkan.
Berikut adalah sorotan utama dari laporan tersebut yang dilansir dari Durov’s Code.
Geografis Ancaman
Turki memimpin dalam jumlah pengguna yang terkena dampak ancaman online dengan 41,8%, diikuti oleh Kenya (39,2%), Qatar (38,8%), dan Afrika Selatan (35%).
Ini menyoroti perlunya kesadaran dan tindakan pencegahan di negara-negara ini.
Lanskap di Uni Emirat Arab
Meskipun jumlah ancaman secara keseluruhan di Uni Emirat Arab mengalami penurunan sebesar 20% pada tahun 2023, serangan siber secara spesifik meningkat 44%.
Ini menunjukkan bahwa meskipun upaya mitigasi telah dilakukan, tantangan keamanan tetap ada.
Jenis Ancaman yang Berkembang
Serangan spyware, di mana malware mengintai komputer pengguna untuk mengumpulkan dan mengirimkan data ke pihak ketiga, meningkat pesat.
Serangan pintu belakang, yang memungkinkan pelaku untuk melewati sistem keamanan dan mendapatkan akses tingkat tinggi, naik sebesar 55%.
Faktor Penyebab
Perkembangan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI) memungkinkan serangan siber menjadi lebih canggih dan sulit dideteksi.
Gejolak geopolitik dan ekonomi di kawasan META (Timur Tengah dan Afrika Utara) turut berkontribusi pada meningkatnya kompleksitas serangan siber.
Menanggapi temuan ini, Amin Hasbini, Direktur Tim Penelitian dan Analisis Global META Research Center, menggarisbawahi perlunya langkah-langkah proaktif untuk melindungi infrastruktur digital dan data sensitif dari ancaman yang semakin canggih ini.
Tantangan keamanan siber tidak lagi merupakan masalah yang bisa diabaikan, katanya.
Dengan kesadaran yang tepat, teknologi yang inovatif, dan kerjasama global, kita dapat menghadapi dan mengatasi ancaman ini untuk melindungi dunia digital kita, ujarnya. ***