Gowa (mediapesan) – Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, dihebohkan oleh aksi kontroversial yang mencoreng masa tenang Pemilu, (25/11/2024).
Sejumlah oknum guru di sebuah sekolah kedapatan membagikan amplop berisi uang Rp 200.000 kepada orang tua siswa.
Praktik ini diduga kuat merupakan bagian dari upaya memenangkan pasangan calon (paslon) tertentu, menimbulkan kehebohan dan kritik keras dari berbagai pihak.
Modus “Hadiah Hari Guru” yang Mencurigakan
Tim investigasi AURAMA melaporkan bahwa amplop-amplop tersebut dibagikan secara sistematis di ruang kelas.
Lebih mengejutkan, pembagian uang ini diduga dikendalikan langsung oleh kepala sekolah dan wali kelas.
Sebelumnya, pihak sekolah juga diketahui mengumpulkan data KTP dan Kartu Keluarga (KK) dari para orang tua siswa, memperkuat dugaan adanya agenda politik terselubung.
Meski dikemas sebagai “hadiah untuk Hari Guru,” banyak yang percaya uang tersebut bertujuan memengaruhi dukungan politik. Ketua DPRD Gowa, Ramli Sidik Dg Rewa, bahkan turun langsung meninjau sejumlah sekolah.
Alasannya untuk penghargaan Hari Guru, tetapi laporan dari warga jelas mengarah pada dukungan terhadap paslon tertentu. Ini harus diawasi ketat, ujarnya.
Bawaslu Gowa Dikritik Tajam
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Gowa menjadi sorotan. Banyak pihak menilai Bawaslu gagal menjalankan fungsinya dengan baik.
Ansar Mannaroi, pegiat demokrasi Gowa menyatakan, Bawaslu seolah menutup mata. Hingga kini, mereka hanya menunggu laporan. Apakah Bawaslu sedang tidak baik-baik saja?
Kritik Mengarah ke Bupati Gowa
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, juga tak luput dari kritik. Dr. Anwar Syah, pengamat politik Sulawesi Selatan, menegaskan bahwa Bupati Adnan turut bertanggung jawab atas situasi ini.
Tidak bisa disembunyikan bahwa beliau mendukung salah satu paslon. Ini mencoreng demokrasi di Gowa, kata Dr. Anwar Syah.

Aktivis pemuda Gowa, Ridwan, turut mengungkapkan kekecewaannya.
Bupati Gowa pandai memanfaatkan fasilitas daerah untuk politik. Namun, soal kesejahteraan masyarakat, Gowa justru berada di peringkat 23 di Sulsel. Ini tanda bahwa masyarakat butuh perubahan, kata Ridwan, (24/11/2024).
Aksi Mahasiswa dan Desakan Perubahan
Gelombang protes dari mahasiswa semakin memanas.
Kelompok mahasiswa Cipayung turun ke jalan menentang politisasi di dunia pendidikan dan keberpihakan Bupati.

Mereka menuntut Bawaslu dan pemerintah daerah segera mengambil tindakan tegas.
Kini, seluruh mata tertuju pada langkah yang akan diambil pihak berwenang untuk mengembalikan integritas Pemilu dan menjaga dunia pendidikan tetap netral.
Masyarakat Gowa menanti keadilan dan perubahan nyata, di tengah kekecewaan terhadap pemimpin dan lembaga pengawas yang dinilai tidak bertindak tegas. ***