mediapesan.com | Jaringan satelit Tiongkok di Samudra Pasifik telah menciptakan ketegangan di Pentagon.
Hal itu menimbulkan kekhawatiran akan potensi aksi militer di luar angkasa yang semakin meningkat.
Seiring dengan prestasi Tiongkok dan Rusia yang semakin terlihat, Amerika Serikat sedang membangun kekuatan untuk menanggapi tantangan ini, demikian laporan yang dilansir dari NYT dan NTNews, Rabu (22/05/2024).
Pentagon telah mengalihkan fokusnya untuk menghadapi ancaman baru ini; menonaktifkan satelit lawan dan mengurangi kerentanan AS terhadap serangan luar angkasa.
Meskipun rincian tindakan tersebut dijaga kerahasiaannya, laporan intelijen menunjukkan bahwa Rusia dan Tiongkok telah melakukan uji coba dan penggunaan teknologi tinggi seperti laser berenergi tinggi, rudal anti-satelit, dan satelit bermanuver, yang mampu mengganggu aset luar angkasa AS.
Kekhawatiran semakin bertambah seiring laporan mengenai pengembangan senjata nuklir berbasis ruang angkasa oleh Rusia, yang dapat menghancurkan satelit di orbit.
Di samping itu, kebutuhan untuk memperkuat pertahanan luar angkasa juga dipicu oleh tindakan agresif Rusia dalam menggunakan alat perang elektronik di Ukraina, yang dapat melumpuhkan sistem senjata canggih Amerika.
Meski demikian, pejabat dari Tiongkok dan Rusia menolak tuduhan tersebut, dan justru menuduh Amerika Serikat sebagai pendorong utama militerisasi ruang angkasa.
Dalam situasi ini, upaya Amerika Serikat untuk membangun “Jaring Kematian” di Samudra Pasifik menjadi sebuah langkah yang sangat penting dalam menjaga keamanan dan kedaulatan di luar angkasa. ***