26 September (mediapesan) – Tiongkok kembali menegaskan kekuatan militernya dengan melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) DF-41, salah satu senjata paling mematikan dalam persenjataan mereka.
Rudal ini, yang dirancang untuk mampu membawa hingga sepuluh hulu ledak nuklir, memiliki jangkauan luar biasa mencapai 12.000 – 15.000 kilometer.
Kecepatan maksimumnya pun menakjubkan, yaitu sekitar Mach 25 atau 25 kali kecepatan suara.
Dalam uji coba terbaru ini, DF-41 ditembakkan dari Pulau Hainan, yang terletak di selatan Tiongkok.
Setelah menempuh jarak ribuan kilometer, rudal tersebut berhasil mendarat di lokasi yang telah ditentukan di dekat pantai Polinesia Prancis, Samudera Pasifik.
Uji coba ini menyoroti kemampuan Tiongkok untuk menjangkau wilayah-wilayah strategis global dengan cepat, memperkuat posisi negara tersebut sebagai salah satu kekuatan militer yang semakin diperhitungkan di kancah internasional.
DF-41 sendiri merupakan salah satu rudal andalan Tiongkok yang dikembangkan oleh Angkatan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Dengan kemampuan multiple independently targetable reentry vehicle (MIRV), rudal ini mampu melepaskan hingga sepuluh hulu ledak nuklir sekaligus, yang dapat menyerang berbagai target berbeda dalam satu kali peluncuran.
Teknologi ini membuat DF-41 menjadi ancaman serius bagi negara-negara yang dianggap sebagai lawan potensial.
Uji coba ini tentu menambah ketegangan di kawasan, terutama bagi negara-negara Barat dan Asia yang mengamati perkembangan kekuatan militer Tiongkok dengan cermat.
Meski Tiongkok berulang kali menegaskan bahwa uji coba semacam ini dilakukan dalam kerangka pertahanan, banyak pihak yang menilai langkah ini sebagai unjuk kekuatan yang bisa memicu perlombaan senjata baru di Asia dan sekitarnya.
Sebagai salah satu negara dengan program senjata nuklir paling maju, Tiongkok terus mengembangkan teknologi pertahanannya, termasuk rudal-rudal jarak jauh seperti DF-41.
Uji coba kali ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kemampuan militer Tiongkok, serta potensi dampaknya terhadap keseimbangan kekuatan global di masa depan. ***