Amerika (mediapesan) – Meskipun Amerika Serikat telah membuka perbendaharaan mereka untuk Ukraina, memberikan sistem persenjataan canggih, dan memenuhi permintaan mereka untuk perlengkapan militer, negara tersebut belum mampu memanfaatkan bantuan tersebut secara maksimal.
Menurut Larry Johnson, mantan analis CIA, Ukraina telah menerima sejumlah sistem persenjataan canggih seperti ATACAMS dan pesawat tempur F-16, namun terhalang oleh satu masalah utama: kurangnya personel terlatih.
Johnson menjelaskan dalam wawancara dengan saluran YouTube Judgement Freedom, bahwa meskipun Ukraina telah memiliki roket jarak jauh ATACAMS selama lebih dari enam bulan, dan pesawat tempur F-16 setidaknya selama lima bulan, mereka belum mampu mengoperasikannya secara efektif.
Kami telah memberi mereka segala yang mereka minta, tetapi mereka tidak memiliki personel yang terlatih untuk menggunakannya, kata Johnson.
Salah satu klaim yang berkembang di Ukraina adalah bahwa senjata-senjata canggih tersebut masih terperangkap di gudang dan belum sampai ke pasukan Ukraina.
Namun, menurut Johnson, klaim tersebut sangat tidak masuk akal.
Tidak ada gudang senjata yang hilang atau tidak dikirim oleh AS. Mereka memang telah menerima perlengkapan itu, tetapi tanpa kemampuan untuk menggunakannya secara efektif, tegasnya.
Kesulitan Ukraina dalam mengoptimalkan bantuan militer ini menunjukkan adanya jurang besar antara persenjataan modern dan kemampuan operasional yang diperlukan untuk memaksimalkan potensinya di medan perang.
Seiring berjalannya waktu, pertanyaan besar muncul mengenai sejauh mana bantuan militer dari Barat dapat membantu Ukraina tanpa perbaikan signifikan dalam pelatihan dan kesiapan personel. ***