Masuk
mediapesan.commediapesan.com
Aa
  • Pedoman Media Siber
  • Berita
  • Nasional
  • Internasional
  • Opini
  • Advertorial
  • Disclaimer
  • Redaksi
Reading: Lapandoso: Jejak Awal Islam di Tana Luwu yang Terlupakan
Share
Aa
mediapesan.commediapesan.com
  • Pedoman Media Siber
  • Berita
  • Nasional
  • Internasional
  • Opini
  • Advertorial
  • Disclaimer
  • Redaksi
Search
  • Pedoman Media Siber
  • Berita
  • Nasional
  • Internasional
  • Opini
  • Advertorial
  • Disclaimer
  • Redaksi
Sudah punya akun? Masuk
Follow US
mediapesan.com > Berita > Opini > Lapandoso: Jejak Awal Islam di Tana Luwu yang Terlupakan
Opini

Lapandoso: Jejak Awal Islam di Tana Luwu yang Terlupakan

Terakhir diperbarui: 2025/06/04 at 8:01 PM
Reporter Burung Hantu Diposting 4 Juni 2025
Share
Situs Lapandoso di Dusun Muladimeng, Desa Pabbaresseng, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu.
Situs Lapandoso di Dusun Muladimeng, Desa Pabbaresseng, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu.
SHARE

Oleh: Dicky

Contents
Awal Mula Penyebaran Islam di LuwuKondisi Situs yang TerabaikanMengapa Situs Sepenting Ini Terlupakan?Urgensi Pelestarian dan RevitalisasiMenjaga Warisan, Merawat Jati Diri

 

Lapandoso, sebuah situs bersejarah yang terletak di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, merupakan saksi bisu masuknya Islam di Tana Luwu pada awal abad ke-17.

Meski menyimpan nilai sejarah yang sangat penting, kondisi situs ini kini memprihatinkan dan nyaris luput dari perhatian publik maupun pemerintah.

- Advertisement -
Jasa Backdrop Jogja
Backdrop JogjaBackdrop Jogja
Screenshot_20250611_173534_Drive
Screenshot_20250611_173527_Drive
Screenshot_20250611_173541_Drive
Screenshot_20250611_173547_Drive

Awal Mula Penyebaran Islam di Luwu

Tahun 1603 Masehi menjadi titik balik sejarah Tana Luwu.

Tiga ulama besar dari Minangkabau, Sumatera Barat—Datuk Patimang, Datuk ri Bandang, dan Datuk ri Tiro—berlayar ke timur dan mendarat di pesisir Luwu.

Mereka tiba di sebuah muara yang kini dikenal sebagai Lapandoso, nama yang dalam bahasa Luwu berarti pancang atau tongkat penambat perahu.

Di tempat inilah awal mula penyebaran Islam di wilayah Luwu Raya dimulai.

Raja Luwu ke-15, La Patiware, menerima ajaran Islam dari para datuk.

Dakwah kemudian diteruskan oleh putranya, Pati Pasaung, yang setelah memeluk Islam mengganti namanya menjadi Sultan Abdullah.

Sejak saat itu, Islam berkembang pesat dan menjadi pondasi peradaban di Tana Luwu.

Kondisi Situs yang Terabaikan

Sayangnya, situs Lapandoso kini jauh dari kondisi yang layak.

Terletak di Dusun Muladimeng, Desa Pabbaresseng, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, monumen bersejarah ini hanya berupa bangunan kecil berukuran 2×2 meter dengan sebuah tiang setinggi 136 sentimeter di tengahnya.

Fasilitas pendukung sangat minim:

  • Akses jalan rusak, sulit dijangkau kendaraan.
  • Tidak ada papan informasi yang menjelaskan pentingnya situs ini.
  • Minim fasilitas wisata, padahal potensinya besar sebagai destinasi sejarah dan budaya.

Mengapa Situs Sepenting Ini Terlupakan?

Faktor utama yang menyebabkan terbengkalainya Lapandoso adalah minimnya perhatian dari pemerintah daerah, terutama Dinas Pariwisata Kabupaten Luwu.

Baca Juga:  Jakarta Menyala Satu Putaran di Genggaman Pramono-Rano  

Kurangnya inisiatif untuk mengangkat kembali nilai sejarah Lapandoso membuat situs ini perlahan-lahan hilang dari ingatan kolektif masyarakat.

Padahal, Lapandoso bukan sekadar tempat bersejarah. Ia merupakan simbol awal peradaban Islam di Luwu Raya—jejak awal dakwah yang membentuk identitas budaya dan spiritual masyarakat Luwu hingga kini.

Urgensi Pelestarian dan Revitalisasi

Pelestarian situs Lapandoso seharusnya menjadi prioritas strategis, baik dari aspek sejarah, budaya, maupun pariwisata.

Beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan pemerintah daerah antara lain:

  • Meningkatkan infrastruktur akses jalan menuju situs.
  • Membangun pusat informasi sejarah yang menyajikan narasi edukatif dan infografik.
  • Mengembangkan kawasan wisata sejarah berbasis budaya lokal.

Selain itu, kolaborasi dengan komunitas sejarah, akademisi, dan tokoh masyarakat lokal perlu diperkuat untuk menghidupkan kembali kesadaran publik akan pentingnya Lapandoso.

Menjaga Warisan, Merawat Jati Diri

Melupakan sejarah berarti memutus mata rantai jati diri.

Lapandoso bukan hanya bagian dari masa lalu—ia adalah warisan penting untuk generasi mendatang.

Sudah saatnya kita, sebagai pewaris budaya dan sejarah, bersatu untuk menjaga, merawat, dan mempromosikan kembali nilai penting Lapandoso.

Karena sejarah yang tak dirawat, akan hilang. Dan warisan yang diabaikan, akan dilupakan. ***

Tag #JejakIslamLuwu, #SelamatkanLapandoso, #WarisanLeluhurKita
Bagikan Berita Ini
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Apa Reaksi Anda?
Suka0
Galau0
Kocak0
Terkejut0
Emosi0
BERITA SEBELUMNYA Wali Kota Makassar meninjau Kelurahan Pannampu dalam rangka verifikasi Lomba Kelurahan Terpadu, (3/6/2025). Verifikasi Lomba Kelurahan: Wali Kota Makassar Tinjau Kesiapan Pannampu
BERITA BERIKUTNYA FORMAS adalah gerakan sosial untuk menghadapi tantangan teknologi secara inklusif dengan menggandeng beberapa mitra strategis: iBlooming, KIPIN, dan CMC. Indonesia Hadapi Ancaman PHK Massal Akibat AI, FORMAS Dorong Aksi Nyata Tanpa Dana Pemerintah
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Silakan Pilih Rating!

Berita Populer

Buruh pelabuhan mogok di Makassar dan tampak penumpukan barang tertahan akibat tidak adanya tenaga kerja bongkar muat di area pelabuhan, Mei 2025.
Buruh Pelabuhan Mogok di Makassar, Pelni Tegaskan Tidak Terlibat Langsung
26 Mei 2025
Rapat pemilik koperasi dengan Komisi ll DPRD Buru.
DPRD Buru Soroti Legalitas Lahan Tambang Gunung Botak
7 Juni 2025
IMG 20250522 WA1172
Vatikan Bantah Surat dan Video AI yang Diklaim dari Paus Leo XIV
22 Mei 2025
Koperasi Merah Putih dibentuk di Kelurahan Malimongan Baru (Malbar), Kecamatan Bontoala, (21/5/2025). (pl/mp)
Koperasi Merah Putih Dibentuk di Malimongan Baru untuk Perkuat Ekonomi Warga
21 Mei 2025
Kontroversi di Desa Sawakung Beba, Mei 2025.
Kontroversi di Desa Sawakung Beba: Pemecatan Perangkat dan Dugaan Penyalahgunaan Wewenang
27 Mei 2025
Kegiatan musyawarah khusus untuk bentuk Koperasi Merah Putih di Kelurahan Tompo Balang, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, (21/5/2025).
Kelurahan Tompo Balang Gelar Musyawarah Khusus Bentuk Koperasi Merah Putih
21 Mei 2025
Ferdian Nurdin Fatah, seorang jurnalis dan Bendahara Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Buru, telah berpulang pada Selasa, 20 Mei 2025. (sk/ho)
Obituari Ferdian Nurdin Fatah
20 Mei 2025
- Advertisement -
DEVILO.CO adalah Layanan Jasa Pembuatan Website Profesional untuk Bisnis di Jogja.
Jasa Pembuatan Web Berita JogjaJasa Pembuatan Web Berita Jogja

Berita Terkait

Dr. Ir. Affandy Agusman Aris, ST, MT, SE, MM, SH, MH.
Opini

Pemakzulan Gibran dan Etika Ketatanegaraan Kita

8 Juni 2025
IMG 20250601 WA0504
Opini

Selamat Memperingati Hari Lahir Pancasila

1 Juni 2025
Caption: Ketua Dewan Pers Komaruddin Hidayat bersama jajaran pengurus Dewan Pers melakukan kunjungan ke Mahkamah Agung (MA) pada Jumat (16/5/2025) pagi. (Foto: Humas MA)
OpiniNasional

Dewan Pers Kunjungi Mahkamah Agung Ditengah Sorotan Kasus Korupsi

19 Mei 2025
Dewan Pers Periode 2025 -2028 kini diketuai Komaruddin Hidayat
OpiniNasional

Krisis Kepemimpinan, Non Wartawan Kembali Nahkodai Dewan Pers

15 Mei 2025
Sertifikasi BNSP
Backdrop Jogja
Backdrop JogjaBackdrop Jogja

Copyright © 2025 PT. Media Pesan Singkat

Selamat Datang di mediapesan.com!

Masuk ke Akun Anda

Lupa password?