mediapesan.com | Menurut beberapa riwayat, setelah diutusnya Nabi Islam Muhammad SAW, Iblis sebagai pemimpin para setan mengadakan pertemuan dan berbicara tentang betapa sulitnya menyesatkan manusia.
Analogi ini digunakan oleh Imam Khomeini untuk menggambarkan sikap Amerika Serikat (AS), yang dianggap seperti Iblis yang mengumpulkan setan-setan kecil dari dalam dan luar negeri untuk menciptakan keributan.
Imam Khomeini melihat karakteristik AS sebagai perwujudan dari sifat-sifat setan yang digambarkan dalam Al-Qur’an.
Al-Qur’an mendeskripsikan setan sebagai kafir (QS. Al-Baqarah:34), musuh manusia (QS. Al-Baqarah:168), sombong (QS. Al-Baqarah:34), penyebar perpecahan (QS. Al-Isra:53), tidak dapat dipercaya (QS. Al-Anfal:48), fasik dan korup (QS. Al-A’raf:175-176), memiliki partai (QS. Al-Mujadila:19), dan memperindah perbuatan jahat (QS. Al-Baqarah:268).
Menurut pandangan Imam Khomeini, semua sifat ini terlihat dalam kebijakan politik yang diterapkan oleh Amerika Serikat.
Rezim Zionis juga tidak luput dari kritik Imam Khomeini, yang menyebutnya sebagai “Setan Kecil”.
Selain Imam Khomeini, julukan “Setan Besar” juga digunakan oleh Sayid Ali Khamenei.
Menurut Khamenei, AS disebut setan besar karena tindakan-tindakannya melebihi Iblis.
Meskipun Iblis adalah pemimpin semua setan dan hanya dapat menggoda manusia, Amerika melakukan lebih dari itu dengan pembunuhan, penjarahan, dan penciptaan fitnah.
Pandangan ini menggambarkan AS sebagai kekuatan yang tidak hanya merusak dari dalam tetapi juga menimbulkan dampak negatif yang luas di seluruh dunia.
Kebijakan-kebijakannya dianggap berlawanan dengan prinsip-prinsip keadilan dan kemanusiaan, menjadikannya “Setan Besar” dalam pandangan beberapa pemimpin Iran. ***