mediapesan.com | Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah melancarkan serangan udara terhadap sejumlah basis Houthi di Yaman.
Serangan udara tersebut pada Kamis (11/01/2024) malam hingga Jumat (12/01/2024), menghantam puluhan lokasi milisi Houthi.
Dilansir dari bbc news, bahwa Pentagon mendeskripsikan target serangan udara antara lain sistem radar, tempat penyimpanan dan peluncuran drone, fasilitas penyimpanan dan peluncuran rudal, serta pusat komando dan kendali Houthi.
Serangan udara dilaporkan terjadi di ibu kota Yaman, Sanaa yang dikuasai pemberontak Houthi serta pelabuhan Houthi di Hodeidah, Dhamar, dan markas kelompok tersebut di Barat Laut Saada.
Tujuannya untuk menghalau serangan kelompok pemberontak terhadap kapal-kapal kargo yang berlayar melintasi Laut Merah.
Akibat dari adanya peristiwa tersebut, memberi dampak terhadap stabilitas global.
Anadolu Agency menyampaikan mengenai para ekonom tentang analisis ekonomi dunia dari dampak serangan udara bersama (AS dan UK) di Yaman, Sabtu (13/1/2024).
Para ekonom memperkirakan dampak dari adanya serangan tersebut di Yaman yang memberi pengaruh terhadap komoditas dan pasar keuangan.
Harga minyak, yang sudah di atas 80 dolar per barel, naik 4 persen pasca serangan.
Selanjutnya, inflasi di Eropa diperkirakan tidak akan meningkat secara signifikan.
Namun, biaya transportasi kargo dari Tiongkok ke Eropa Utara mengalami peningkatan tiga kali lipat.
Pasalnya, resiko terhadap adanya ketegangan di jalur Laut Merah menjadi pemicu.
Hubungan emas dengan indeks dolar AS dan suku bunga menjadi sorotan, dan risiko perang regional diperkirakan tidak berdampak signifikan pada harga emas, sebut Anadolu Agency. ***