Pakistan dan China Uji Sistem Tempur Terpadu: ‘Rantai Pembunuhan’ di Langit Asia Selatan

Reporter Burung Hantu
Ilustrasi rantai pembunuhan (kill chain): Sistem tempur terpadu yang menghubungkan satelit, radar, pesawat tempur, dan rudal jarak jauh dalam jaringan tempur. (dok.mp)

MEDIAPESAN – Pakistan dan China disebut berhasil menguji sistem tempur terpadu yang menggabungkan satelit, radar, pesawat tempur, dan rudal jarak jauh dalam jaringan tempur yang dikenal sebagai kill chain atau “rantai pembunuhan”.

Sistem ini memungkinkan berbagai elemen pertahanan – dari satelit pengintai milik China, pesawat peringatan dini (AWACS), jet tempur J-10C, hingga rudal udara-ke-udara PL-15 – beroperasi dalam satu ekosistem komando dan kendali secara real-time.

Para analis menilai pengujian ini sebagai lompatan signifikan dalam kemampuan tempur jarak jauh Pakistan, terutama karena seluruh elemen sistem disebut terhubung dalam mode pengawasan pasif, meminimalkan deteksi oleh radar lawan.

- Iklan Google -
Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

‘Rantai pembunuhan’ digital

Konsep rantai pembunuhan merujuk pada proses berurutan dalam operasi militer – deteksi, identifikasi, pelacakan, penargetan, hingga eksekusi.

Dalam uji coba itu, sumber-sumber pertahanan menyebut bahwa pesawat J-10C yang dilengkapi sensor canggih dan rudal PL-15 mampu menerima informasi target langsung dari pesawat AWACS dan jaringan satelit China.

Semua elemen bekerja dalam satu kesatuan. Target bisa dideteksi satu platform dan dihancurkan oleh platform lainnya, demikian seorang analis pertahanan Asia Selatan.

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Rudal PL-15 sendiri dikenal memiliki jangkauan lebih dari 200 km dan dilengkapi dengan sistem penjejak aktif, yang memungkinkan peluncuran dari luar jangkauan visual tanpa harus menyalakan radar aktif.

Transformasi sistem pertahanan Pakistan

Pengamat menyebut integrasi sistem tempur ini sebagai transformasi besar dalam postur pertahanan udara Pakistan.

Biasanya, negara-negara berkembang kesulitan membangun jaringan tempur yang sepenuhnya terintegrasi karena kompleksitas teknologi dan biaya tinggi.

Baca Juga:  Misteri Lubang Anggaran: Pemerintahan Baru Inggris Menghadapi Tantangan Besar

- Iklan Google -

Namun, kerja sama teknologi dengan China telah mempercepat proses ini.

Yang dilakukan Pakistan saat ini adalah menghubungkan berbagai mata, telinga, dan tangan mereka dalam satu otak yang sama. Ini bukan sekadar membeli alutsista canggih, tapi menciptakan ekosistem yang efektif, ujar Sameer Patil, analis senior di Observer Research Foundation, India.

Kekhawatiran regional

Langkah ini diperkirakan akan menambah dinamika dalam hubungan keamanan di Asia Selatan, terutama di tengah ketegangan antara Pakistan dan India.

India sendiri dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan investasi pada jet Rafale dan sistem radar terintegrasi, namun para analis menilai persaingan sistem jaringan tempur akan menjadi babak baru dalam rivalitas regional.

(*/red)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *