(mediapesan.com) – Setelah 45 tahun mengabdi, Heli Puma SA-330 akan bersemayam di Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta.
Hal ini menjadi bukti kemampuan TNI Angkatan Udara (TNI AU) merawat Heli Puma SA-330 hingga akhir batas waktu pengabdian kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Tidak terasa lama bagi Heli Puma SA-330 setelah 45 tahun menjalankan ribuan misi operasi, baik operasi militer perang maupun operasi militer selain perang.
Prestasi Heli Puma SA-330 dalam setiap penugasan dinilai gemilang, namun pemberhentian operasional heli ini harus dilakukan.
Pasalnya, biaya operasional perawatan yang sudah tidak efisien lagi jika diperpanjang masa pemakaiannya, maka diperlukan modernisasi alutsista.
Untuk itu TNI AU telah menyiapkan armada Heli Caracal H-225M buatan Prancis yang akan menggantikan performa Heli Puma SA-330.
Diketahui Heli Caracal H-225M adalah heli angkut sedang serbaguna yang memiliki panjang 19,5 meter dan mampu memuat 2.200 kilogram beban barang atau 28 pasukan bersenjata lengkap.
Heli Caracal H-225M ini memiliki kecepatan naik 1.670 kaki per menit dengan kecepatan maksimum 185 knots atau setara 324 km per jam, dan kecepatan jelajah 152 knots atau 281,5 km per jam.
Heli Caracal H-225M mampu terbang dengan ketinggian 25.000 kaki dengan jarak jelajah maksimum 526 nautical mile.
seperti dilansir dari situs resmi Airbus, Heli Caracal H-225M memiliki dua fungsi, yakni militer dan misi pelayanan publik.
Dalam kepentingan militer, Heli Caracal H-225M ini dapat digunakan untuk operasi khusus pencarian dan penyelamatan, transportasi, taktis dan evakuasi korban.
Untuk pelayanan publik, Heli Caracal H-225M dapat digunakan sebagai pemadam kebakaran, penjagaan pantai hingga perlindungan zona ekonomi eksklusif.
Kemudian, Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., CSFA, akan memimpin kegiatan pemberhentian operasional Heli Puma SA-330 di Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja Bogor pada Jumat, 29 Desember 2023. ***