mediapesan.com – Amerika Serikat (AS) mengirim 3 pesawat pengebom B-2 Spirit ke Samudra Hindia.
Pengiriman pesawat pengebom tersebut karena kapal induk diduga dinilai gagal menghalangi Houthi, AS mungkin mempertimbangkan untuk menggunakan pesawat pengebom B-2 Spirit.
Pesawat pengebom siluman B-2 Spirit dikerahkan untuk melancarkan serangan udara presisi terhadap fasilitas bawah tanah milik kelompok Houthi di Yaman.
Serangan ini menargetkan depot senjata yang digunakan Houthi dalam menyerang kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden.
Kementerian Pertahanan AS menyatakan, bahwa serangan tersebut bertujuan untuk menurunkan kemampuan Houthi dalam melanjutkan aktivitas destabilisasi mereka dan melindungi personel AS serta jalur perairan internasional yang krusial.
Penggunaan B-2 Spirit, yang mampu membawa muatan bom hingga 20 ton dan menembus pertahanan udara dengan teknologi silumannya, menunjukkan komitmen AS dalam menghadapi ancaman terhadap stabilitas maritim di kawasan tersebut.
Serangan ini merupakan respons terhadap serangan Houthi yang telah mengganggu arus perdagangan internasional dan membahayakan nyawa warga sipil serta personel militer di wilayah tersebut.

Diketahui, B-2 Spirit adalah pembom berat strategis siluman yang sangat mahal, yang dirancang untuk mengirimkan senjata nuklir.
Hanya 21 pesawat pengebom yang telah diproduksi dan biaya per unit mendekati $1 miliar dalam USD 2024.
B-2 Spirit dapat melakukan misi serangan pada ketinggian hingga 50.000 kaki (15.000 m); ia memiliki jangkauan tanpa bahan bakar lebih dari 6.000 mil laut (6.900 mi; 11.000 km) dan dapat terbang lebih dari 10.000 mil laut (12.000 mi; 19.000 km) dengan satu kali pengisian bahan bakar di udara.
B-2 mampu membawa 40.000 lb (18.000 kg) persenjataan.
Persenjataan nuklir meliputi bom nuklir B61 dan B83; Rudal jelajah AGM-129 ACM juga dimaksudkan untuk digunakan pada platform B-2.
B-2 memiliki berbagai senjata konvensional dalam persenjataannya, termasuk bom Mark 82 dan Mark 84, CBU-87 Combined Effects Munitions, ranjau GATOR, dan CBU-97 Sensor Fuzed Weapon.
B-2 juga dapat membawa Massive Ordnance Penetrator (MOP), yang dimaksudkan untuk menyerang bunker yang diperkuat; hingga dua MOP dapat dilengkapi di ruang bom B-2 dengan satu per ruang.
GBU-57A/B MOP (Massive Ordnance Penetrator) adalah bom “penghancur bunker” berpemandu presisi seberat 30.000 pon (14.000 kg).
Bom ini dirancang untuk menembus bunker sedalam 61 m.