MEDIAPESAN, Moskow – Rusia terus mengandalkan kekuatan udara strategisnya dalam operasi militer, termasuk melalui pengoperasian pembom jarak jauh Tu-95MS yang mampu membawa rudal jelajah Kh-101 dengan jangkauan ribuan kilometer.
Pesawat pembom Tu-95MS, yang dikenal sebagai salah satu ikon kekuatan udara strategis Rusia sejak era Perang Dingin, dilengkapi dengan delapan gantungan senjata eksternal.
Di titik-titik inilah rudal jelajah Kh-101 ditempatkan, menjadikan pesawat ini sebagai platform serangan jarak jauh yang efektif.
Rudal Kh-101 sendiri merupakan senjata presisi tinggi yang dikembangkan untuk menghantam target sejauh 3.500 kilometer.
Dalam beberapa tahun terakhir, rudal ini telah digunakan dalam operasi militer Rusia, termasuk dalam serangan terhadap fasilitas militan di Suriah.
Riwayat Penggunaan Rudal Jelajah Kh-101 oleh Rusia
Sejak mulai dioperasikan pada 2012, Angkatan Udara Rusia telah menggunakan rudal jelajah Kh-101 dalam berbagai operasi militer, terutama dalam konflik di Suriah.
Melansir dari missilethreat.csis.org, bahwa penggunaan besar pertama terjadi pada November 2015, menyusul dua serangan teroris besar: jatuhnya pesawat Metrojet Rusia di Sinai yang menewaskan 249 orang, dan serangan terkoordinasi di Paris yang menewaskan 129 orang.
Sebagai respons, Rusia meluncurkan gelombang serangan terhadap target ISIS di Suriah menggunakan pembom strategis Tu-95 dan Tu-160, yang menembakkan total 32 rudal Kh-101 ke wilayah Raqqa, Deir ez-Zor, Aleppo, dan Idlib.
Serangan berlanjut pada 17 Februari dan 17 November 2016, dengan target di sekitar Idlib dan Homs, meskipun jumlah rudal yang digunakan tidak diungkapkan secara resmi.
Pada 5 Juli 2017, Tu-95 kembali menembakkan Kh-101 untuk menghancurkan tiga depot amunisi dan satu fasilitas komando ISIS di dekat Aqirbat, Suriah.
Rudal-rudal ini menempuh jarak sekitar 1.000 km sebelum mencapai target.
Serangan terakhir yang tercatat terjadi pada 26 September 2017, saat pesawat Tu-95MS terbang sejauh 7.000 km dari Pangkalan Udara Engels di Rusia, melalui wilayah udara Irak dan Iran, untuk menyerang pos komando dan gudang senjata ISIS dengan sejumlah rudal Kh-101.
Militer Rusia menyebut penggunaan Kh-101 sebagai bagian dari strategi serangan terkoordinasi yang bertujuan menghancurkan infrastruktur militer lawan dari jarak jauh tanpa mengekspos pesawat ke risiko pertahanan udara musuh.
Para analis menyatakan bahwa kombinasi antara Tu-95MS dan Kh-101 memperlihatkan kapabilitas serangan global Rusia yang tetap relevan meski di tengah lanskap militer modern yang semakin berubah.
Meski usianya telah melampaui enam dekade, Tu-95MS terus diperbarui dan memainkan peran penting dalam doktrin nuklir maupun konvensional Rusia.
(*/red)