Tembaga, Minyak Baru Dunia: Dari Jantung Energi Bersih hingga Senjata Modern

Reporter Burung Hantu
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan tembaga yang kini jadi logam paling strategis di dunia, Juli 2025.

Harga melonjak usai Trump umumkan tarif 50 persen. Tapi ini bukan sekadar soal pasar—tembaga kini jadi logam paling strategis di dunia.

 

MEDIAPESAN – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengguncang pasar global.

Dalam pidatonya awal pekan ini, ia mengumumkan tarif impor sebesar 50 persen untuk tembaga.

- Iklan Google -
Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Hanya dalam hitungan jam, harga logam merah itu melonjak ke rekor tertinggi.

Tapi di balik gejolak harga, sesungguhnya ada cerita yang jauh lebih besar: tembaga bukan lagi sekadar komoditas industri—melainkan fondasi kekuatan ekonomi dan militer global.

Tak Ada Tembaga, Tak Ada Listrik

Tembaga adalah penghantar listrik paling efisien kedua setelah perak—dan jauh lebih murah.

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Artinya, nyaris setiap kabel, trafo, dan jaringan listrik di dunia bergantung padanya.

Dari ladang angin di Texas hingga ponsel pintar di Jakarta, dari pusat data AI hingga charger kendaraan listrik, tembaga hadir di jantung semua sistem.

Kalau listrik adalah darah kehidupan modern, maka tembaga adalah pembuluh darahnya, ujar seorang analis energi yang dikutip dari Sputnik, (10/7/2025).

- Iklan Google -

Mesin Penggerak Kendaraan Listrik

Revolusi kendaraan listrik (EV) menambah tekanan terhadap permintaan tembaga.

Baca Juga:  Surat Kabar Al-Akhbar: Pejabat Yaman Ungkap Kejutan dalam Operasi Tahap Kelima

Sebuah mobil listrik rata-rata menggunakan dua setengah hingga empat kali lebih banyak tembaga dibanding mobil konvensional—mulai dari motor listrik, baterai, sistem pengisian, hingga kabel-kabelnya.

Dengan lonjakan produksi EV secara global—didorong target nol emisi dan insentif negara—tembaga kini menjadi elemen krusial dalam masa depan industri otomotif.

Tembaga di Balik Radar dan Rudal

Bukan hanya sektor sipil yang menggantungkan harapan pada tembaga. Dunia militer juga bergantung padanya.

Dari drone tempur, sistem radar, hingga kapal perang—semua membutuhkan tembaga untuk komunikasi, tenaga, dan pendinginan.

Tak mengherankan jika Departemen Pertahanan Amerika Serikat secara resmi menetapkan tembaga sebagai “logam strategis” yang vital untuk keamanan nasional.

Tulang Punggung Infrastruktur AI

Di era kecerdasan buatan, tembaga kembali mengambil peran sentral.

Chip, GPU, server, sistem pendingin, hingga pusat data raksasa mengandalkan tembaga untuk efisiensi daya dan pengendalian suhu.

Semakin besar dan kompleks model AI, semakin banyak tembaga dibutuhkan.

AI mungkin berbasis algoritma, tulis seorang pakar teknologi, tapi kekuatannya tetap butuh logam.

Krisis Pasokan di Tengah Ledakan Permintaan

Namun lonjakan permintaan tembaga tak diimbangi dengan pasokan yang stabil.

Tambang-tambang baru lambat diluncurkan karena regulasi yang kian ketat dan biaya eksplorasi yang tinggi.

Saat yang sama, Tiongkok menguasai lebih dari 40 persen kapasitas penyulingan tembaga dunia—menjadikannya titik rawan dalam geopolitik global.

Tiga Raja Tembaga Dunia

Chili tetap menjadi raja tak terbantahkan, dengan ekspor lebih dari 5,5 juta metrik ton tembaga per tahun.

Peru menyusul di angka 2,5 juta ton, sementara Republik Demokratik Kongo mencatat lonjakan dramatis, menembus dua juta ton per tahun dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga:  UPT PPA Makassar Tetap Siaga 24 Jam, Termasuk di Hari Libur Nasional

Dari Komoditas Menjadi Instrumen Kekuasaan

Di tengah krisis energi, ketegangan geopolitik, dan transisi teknologi, tembaga telah melampaui statusnya sebagai logam industri.

Ia kini adalah kartu truf dalam perebutan kekuasaan global.

Mengendalikan tembaga berarti mengendalikan energi bersih, kendaraan listrik, kecerdasan buatan, dan sistem persenjataan—pilar-pilar dominasi masa depan.

Seperti kata seorang diplomat senior, “Jika abad ke-20 adalah tentang minyak, maka abad ke-21 adalah tentang tembaga.”

(*/red)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *