Namlea (mediapesan) – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Pertamax yang terjadi hampir tiga minggu terakhir di Kabupaten Buru, Maluku, mulai dikeluhkan oleh masyarakat.
Masalah ini tidak hanya memicu antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), tetapi juga mengganggu aktivitas warga setempat.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Buru, Bambang Lang-Lang Buana, bersama Wakil Ketua I Sunardi Idris dan enam anggota DPRD lainnya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke SPBU Desa Lala pada Senin (9/12/2024).
Sidak ini dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kelangkaan BBM yang dilaporkan masyarakat.
Kami ingin mengetahui kendala yang menyebabkan kelangkaan BBM ini. Informasi dari masyarakat menyebutkan masalah ini telah berlangsung cukup lama, sehingga kami merasa perlu meninjau langsung, ujar Bambang.
Hasil Sidak DPRD di SPBU Desa Lala
Dari hasil kunjungan tersebut, pengawas SPBU Desa Lala, Mita Bugis, menjelaskan bahwa kelangkaan BBM disebabkan oleh keterlambatan masuknya kapal tanker minyak ke wilayah Kabupaten Buru.
Hal ini berdampak pada pengurangan distribusi minyak ke SPBU di Namlea dan sekitarnya.
Pada kondisi normal, setiap SPBU dapat menerima hingga 15 ton BBM per hari. Namun karena keterlambatan kapal tanker, pasokan BBM dibatasi hanya 5 ton per hari, ungkap Mita.
Kondisi ini memicu antrean panjang di SPBU, menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan BBM, terutama untuk kebutuhan sehari-hari.
Harapan DPRD untuk Solusi Cepat
Bambang berharap agar Pertamina dapat segera memperbaiki distribusi BBM ke Kabupaten Buru.
Kami meminta pihak Pertamina untuk lebih memperhatikan distribusi BBM agar masyarakat tidak terus dirugikan oleh situasi seperti ini, tegas Bambang.
Senada dengan itu, anggota DPRD Irfan Papalia menambahkan, sidak ini dilakukan karena kelangkaan BBM sudah berdampak luas pada aktivitas masyarakat.
Kami menerima banyak laporan dari masyarakat terkait antrean panjang yang mengganggu kegiatan mereka. Oleh karena itu, kami turun langsung untuk mengecek informasi ini, jelas Irfan.
Masyarakat Kabupaten Buru kini berharap agar pihak terkait, terutama Pertamina, dapat segera menormalkan pasokan BBM.
Distribusi yang lancar sangat penting untuk mendukung aktivitas ekonomi dan kebutuhan masyarakat sehari-hari di wilayah ini. ***
Semoga pasokan BBM di kabupaten buru dapat normal kembali agar masyarakat dapat melakukan aktivitas dengan lancar.
Karna dampak dari pasokan BBM kurang ini sangat merugikan masyarakat. Selain kelangkaan harga yang relatif tinggi juga membuat Masyarakat merasa dirugikan.
Semoga cepat ada solusinya..
Terimakasih atas tanggapannya