mediapesan.com | Ketidakcukupan stok tank di kalangan tentara Israel kini menjadi perhatian utama setelah laporan terbaru mengungkapkan banyaknya tank yang hancur akibat serangan dari Hamas dan Hizbullah.
Krisis ini memicu kekhawatiran serius akan kesiapan Israel menghadapi potensi konflik dengan Hizbullah di Lebanon.
Media zionis Haaretz melaporkan bahwa beberapa tank andalan Israel, yang seharusnya menjadi ujung tombak pertahanan negara, telah dihancurkan dalam berbagai bentrokan dan serangan mendadak.
Akibatnya, jumlah tank yang operasional kini berada di bawah angka yang diperlukan untuk mempertahankan garis depan jika terjadi eskalasi konflik dengan Hizbullah.
Dalam beberapa bulan terakhir, serangan dari Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon Selatan telah menyebabkan kerugian besar bagi militer Israel.
Tank-tank Israel, meskipun dilengkapi dengan teknologi canggih, tampaknya masih rentan terhadap serangan roket dan alat peledak improvisasi yang diluncurkan oleh kelompok-kelompok tersebut.
Ketidakmampuan untuk segera menggantikan atau memperbaiki tank yang rusak memperburuk situasi.
Dengan ancaman yang terus meningkat dari Hizbullah, yang memiliki persenjataan lebih canggih dan jumlah pasukan yang signifikan, Israel kini berada dalam situasi sulit.
Para ahli militer menyatakan bahwa tanpa penambahan cepat dalam persediaan tank, Israel mungkin akan kesulitan mempertahankan pertahanannya dalam konflik yang berkepanjangan.
Haaretz juga mencatat bahwa ketidakcukupan ini berdampak langsung pada strategi militer Israel.
Komandan lapangan harus mengatur ulang taktik mereka dan mencari cara lain untuk mempertahankan posisi mereka tanpa dukungan penuh dari kendaraan lapis baja.
Ini termasuk peningkatan penggunaan artileri dan pasukan infanteri, yang juga menghadapi risiko tinggi dalam medan perang.
Di tengah situasi ini, pemerintah Israel dihadapkan pada pilihan sulit. Mereka perlu mempercepat produksi dan pengadaan tank baru, atau mencari solusi lain untuk mengisi kekosongan ini.
Dukungan internasional, khususnya dari sekutu-sekutu utama seperti Amerika Serikat, mungkin diperlukan untuk membantu Israel mengatasi kekurangan ini dalam jangka pendek.
Laporan Haaretz menegaskan bahwa ketidakcukupan stok tank ini bukan hanya masalah teknis, tetapi juga mencerminkan tantangan yang lebih besar bagi keamanan nasional Israel.
Dengan potensi konflik yang membayangi, Israel harus segera menemukan jalan keluar untuk memastikan kesiapan militernya dalam menghadapi ancaman dari Hizbullah dan kelompok lainnya di kawasan tersebut. ***