16 September (mediapesan) – Di sebuah kota yang hancur akibat serangan pendudukan, penduduk setempat menemukan cara yang memilukan untuk mengenang orang-orang tercinta yang gugur.
Rumah-rumah mereka, yang dulunya berdiri kokoh sebagai tempat berlindung, kini berubah menjadi puing-puing setelah serangan bom menghancurkan kota itu.
Namun, dari kehancuran ini, sebuah simbol ketabahan dan perlawanan lahir: kuburan yang terbuat dari batu-batu puing rumah mereka sendiri.
Dalam situasi yang penuh duka, warga setempat mengumpulkan sisa-sisa rumah yang runtuh akibat ledakan bom dan menjadikannya sebagai penanda bagi kuburan mereka yang gugur.
Bagi mereka, menggunakan puing-puing rumah sebagai penutup makam adalah bentuk penghormatan terakhir bagi para korban, sekaligus lambang kekuatan dan kebersamaan di tengah keterpurukan.
Meski hidup di bawah bayang-bayang ketakutan, masyarakat kota ini terus bertahan dengan satu harapan: bahwa keadilan akan datang dan perdamaian akan mengakhiri penderitaan mereka.
Kuburan-kuburan itu kini berdiri sebagai pengingat pahit akan serangan yang telah merenggut banyak nyawa, namun juga sebagai saksi bisu dari kekuatan manusia untuk bertahan dan bangkit dari reruntuhan. ***