Makassar (mediapesan) – Dalam semangat memperingati delapan dekade berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (1945-2025), masyarakat budaya Sulawesi Selatan meluncurkan gerakan bertajuk “Kedaulatan Budaya” pada Kamis, (9/1/2025).
Acara yang berlangsung di Makassar ini dihadiri oleh tokoh-tokoh berpengaruh seperti budayawan A. Halilintar Latief, tokoh agama AG Syech Sayyid A. Rahim Assegaf Puang Makka, dan jurnalis senior Fredrich Kuen Daeng Narang.
Kedaulatan Budaya sebagai Pilar Bangsa
Gerakan ini bertujuan untuk menjaga dan menghidupkan kembali nilai-nilai budaya lokal di tengah derasnya arus globalisasi.
A. Halilintar Latief menegaskan pentingnya merevitalisasi identitas budaya sebagai salah satu fondasi ketahanan bangsa.
Sulawesi Selatan kaya akan nilai-nilai luhur yang harus terus diwariskan. Gerakan ini adalah pengingat bahwa budaya adalah jiwa bangsa, ujarnya.
Mengenang Pangeran Diponegoro: 170 Tahun Kepergian Sang Pahlawan
Beriringan dengan peluncuran gerakan tersebut, Makassar juga menjadi pusat peringatan Haul Pangeran Diponegoro yang ke-170 tahun.
Diponegoro, yang wafat dalam pengasingan di Makassar pada 8 Januari 1885, dikenang sebagai simbol perjuangan melawan kolonialisme.
Peringatan ini digelar di Kompleks Makam Pangeran Diponegoro dengan tema “Spirit Diponegoro untuk Indonesia”.
Ketua panitia, Febrimansyah, menyebut acara ini sebagai momen refleksi untuk memperkuat spiritualitas dan menjaga warisan sosio-kultural.
Semangat perjuangan beliau relevan hingga saat ini, menjadi pengingat agar kita selalu teguh dalam menjaga kedaulatan bangsa, baik secara fisik maupun budaya, kata Febrimansyah.
Acara yang diinisiasi oleh Ikatan Keluarga Pangeran Diponegoro (IKAPADI) Makassar ini juga dirangkaikan dengan peluncuran logo baru organisasi.
Ketua IKAPADI Makassar, Saiful Achmad Diponegoro, berharap logo ini menjadi simbol baru yang membawa organisasi semakin relevan di era modern.
Harmoni Budaya dan Spirit Nasionalisme
Perpaduan peringatan Haul Pangeran Diponegoro dan peluncuran gerakan “Kedaulatan Budaya” menjadi bukti nyata bahwa Makassar tetap menjadi pusat inspirasi kebudayaan dan perjuangan bangsa.
Dalam keterlibatan para tokoh, pemangku adat, serta masyarakat luas, nilai-nilai luhur bangsa kembali disuarakan untuk menjaga semangat persatuan di tengah perubahan zaman.
Momentum ini sekaligus menjadi pengingat bahwa sejarah dan budaya adalah pilar yang tak tergantikan dalam menjaga identitas bangsa Indonesia. ***