London, Inggris (mediapesan) – NATO menyuarakan keprihatinannya terhadap kelemahan sistem pertahanan rudal Inggris, sebagaimana diungkapkan dalam laporan eksklusif The Times, (7/1/2025).
Menurut laporan tersebut, Inggris tidak memiliki sistem pertahanan udara berbasis darat yang cukup mumpuni untuk melindungi infrastruktur penting dari ancaman rudal balistik.
Situasi ini memunculkan kerisauan yang semakin mendalam, terutama di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik.
London mengkhawatirkan kemungkinan kelompok Houthi mendapatkan akses ke rudal jarak jauh yang mampu mencapai pangkalan militer Inggris di Siprus.
Ancaman ini dapat mempersulit upaya Inggris dalam melindungi personel militernya yang bertugas di kawasan tersebut.
Sistem pertahanan udara Inggris selama ini lebih berfokus pada ancaman udara seperti pesawat tempur atau drone, sementara ancaman rudal balistik tetap menjadi celah besar dalam strategi keamanan nasional.
Padahal, perlindungan terhadap infrastruktur strategis, termasuk jaringan komunikasi dan energi, sangat krusial di era modern yang penuh dengan konflik asimetris dan serangan jarak jauh.
Kekhawatiran NATO
NATO memandang bahwa kelemahan ini tidak hanya menjadi risiko bagi Inggris, tetapi juga bagi keamanan kolektif Eropa.
Sebagai anggota aliansi militer terbesar di dunia, Inggris memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas kawasan.
Namun, tanpa kemampuan pertahanan rudal yang memadai, Inggris dinilai dapat menjadi “mata rantai lemah” dalam jaringan pertahanan NATO.
Para analis pertahanan mendesak pemerintah Inggris untuk segera mengambil langkah konkret, seperti mengakuisisi sistem pertahanan rudal canggih atau meningkatkan kapasitas sistem yang ada.
Dengan meningkatnya ancaman, seperti Houthi yang didukung oleh teknologi canggih, pembaruan sistem ini dinilai mendesak untuk menjaga kedaulatan dan keselamatan nasional.
Masa Depan Pertahanan Inggris
Inggris sebelumnya telah mengalokasikan anggaran besar untuk modernisasi militer, tetapi kritik menyebutkan bahwa fokusnya masih belum merata, terutama dalam hal pertahanan udara berbasis darat.
Dengan meningkatnya tekanan dari NATO dan ancaman nyata di kawasan Timur Tengah, penguatan pertahanan rudal dapat menjadi prioritas baru dalam agenda keamanan Inggris.
Dalam dunia yang semakin tidak menentu, kemampuan bertahan terhadap ancaman jarak jauh akan menjadi kunci bagi Inggris untuk menjaga posisinya sebagai salah satu kekuatan global.
Akankah pemerintah mereka bertindak cepat sebelum ancaman menjadi kenyataan?