mediapesan.com – Yaman kembali dihantam gelombang serangan udara Amerika pada pertengahan bulan Maret 2025, menambah daftar panjang operasi militer Washington di kawasan tersebut.
Deru rudal yang meluncur memekakkan telinga, menandai meningkatnya ketegangan di wilayah yang telah lama dilanda konflik.
Menurut laporan resmi yang dilansir saluran rtnews, (19/3/2025), bahwa serangan terbaru ini menargetkan posisi kelompok Houthi.
Kelompok tersebut yang dituduh mengancam jalur pelayaran internasional di Laut Merah.
Pentagon mengklaim bahwa serangan ini merupakan respons terhadap serangan drone dan rudal yang dilancarkan kelompok tersebut terhadap kapal-kapal komersial dan militer.
Saksi mata di Sana’a dan Hodeidah melaporkan ledakan dahsyat yang mengguncang beberapa area strategis.
Langit malam dipenuhi cahaya ledakan, suara rudal begitu keras hingga membuat tanah bergetar, ungkap seorang warga yang enggan disebut namanya.

Sementara itu, kelompok Houthi berjanji akan membalas serangan ini.
Juru bicara mereka menegaskan bahwa “agresi Amerika tidak akan dibiarkan tanpa konsekuensi,” menambah ketidakpastian di kawasan yang telah lama bergolak.
Dengan eskalasi yang terus berlanjut, pertanyaan besar pun muncul: Apakah strategi serangan udara ini akan membawa stabilitas, atau justru semakin memperdalam konflik yang tak kunjung usai?