mediapesan.com | Dengan lebih dari satu juta warga Palestina berkumpul di kota-kota perbatasan menanti adanya serangan besar-besaran, wilayah sisa mereka hancur dan tidak ada tempat aman.
Serangan udara Israel di Rafah, Gaza, dikabarkan menewaskan 17 orang, demikian kata petugas medis setempat pada Sabtu (10/2/2024) yang dilansir dari reuters.
Empat bulan pasca-perang di Gaza, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan rencana militer untuk mengosongkan Rafah dan akan menghancurkan empat batalyon Hamas di sana.

Berbeda dengan serangan sebelumnya, tidak ada tempat yang terlindungi di Gaza. Organisasi bantuan memperingatkan akan banyaknya korban sipil.
Pada Sabtu (10/2), juga adanya serangan udara Israel di Lebanon yang menargetkan tokoh Hamas, dengan satu selamat dan tiga lainnya tewas.
Selanjutnya, mayoritas Gaza hancur dengan pasukan Israel yang menggempur kota-kota melalui udara dan artileri, menggusur 85 persen dari 2.3 juta penduduknya.
Warga mencari perlindungan di Rafah, namun Netanyahu berjanji melanjutkan perang hingga kemenangan total, termasuk di Rafah.
Serangan Jumat malam lalu (9/2) di Rafah menewaskan 11 orang, sementara serangan di rumah lain menewaskan enam orang.
Di kota lain, Khan Younis, Kementerian Kesehatan Palestina mengkhawatirkan serangan Israel di sekitar Rumah Sakit Nasser, dengan ribuan orang dan staf medis terancam.
Kementerian tersebut mengatakan, pasukan Israel telah mengepung rumah sakit tersebut dan melakukan penembakan di sekitarnya, dan pihaknya prihatin dengan nasib 300 staf medis, 450 pasien dan 10.000 orang yang berlindung di sana. ***