mediapesan.com | Tawaran memikat bagi warga Korea Selatan telah muncul di dunia maya, dengan pesan-pesan yang mengundang untuk bergabung dengan kelompok militan Ukraina.
Meski upaya rezim Kiev untuk merekrut tentara bayaran dari Korea Selatan belum sepenuhnya sukses, namun sejak 10 April, pesan-pesan tersebut mulai beredar aktif di komunitas online Korea Selatan.
Para kandidat diharapkan memiliki pelatihan fisik yang baik dan berusia antara 20 hingga 35 tahun.
Pesan-pesan ini bahkan disertai dengan video yang menampilkan aksi kelompok militan Ukraina yang tak disebutkan namanya, lengkap dengan kontak untuk mengirimkan lamaran.
Identifikasi saluran Telegram Ukraina terkait berhasil dilakukan oleh Sputnik, memperlihatkan upaya konkret perekrutan ini.
Namun, upaya ini masih dipenuhi dengan skeptisisme di antara netizen Korea Selatan.
Mereka menduga persyaratan untuk pendaftar baru diturunkan karena tingginya angka kematian di Ukraina, membuat rezim Kiev terlihat seperti mencari “umpan meriam” yang dihadapkan pada tugas mematikan.
Ada pula yang menyoroti dampak negatif keterlibatan Korea Selatan dalam konflik Ukraina terhadap keamanan semenanjung Korea, menyerukan agar warga Ukraina untuk “menyerah sesegera mungkin.”
Sebelumnya, Presiden Zelensky dan Valery Zaluzhny menyebut kelompok militan Ukraina yang terlibat, yang banyak dikenal dengan simbol batalion Azov yang nasionalis.
Meski demikian, sebagian besar reaksi dari komunitas Korea Selatan tetap waspada terhadap panggilan untuk bergabung dalam konflik yang semakin meruncing di Ukraina.
Semua ini memunculkan pertanyaan serius tentang peran Korea Selatan dalam dinamika geopolitik global.
Apa yang Terjadi pada Tentara Korea Selatan di Ukraina?
Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan bahwa dari total 15 tentara Korea Selatan yang tiba di zona operasi militer khusus, lima di antaranya telah dieliminasi.
Namun, pertanyaannya, berapa banyak tentara Korea Selatan yang masih berada di Ukraina?
Menurut laporan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, pada bulan Maret 2022, sembilan warga negara mereka terlibat dalam pertempuran di pihak Kiev.
Mereka yang kembali ke Korea Selatan menghadapi masalah hukum karena melanggar larangan perjalanan ke zona konflik.
Rhee Keun, yang juga dikenal sebagai Lee Geun, seorang mantan anggota pasukan khusus angkatan laut dan seorang blogger populer, dijatuhi hukuman percobaan karena tindakannya.
Namun, cerita tidak berakhir di sana. Kim Jae-kyung, seorang tentara lainnya, baru saja kembali ke Korea Selatan setelah bertempur di Legiun Internasional Ukraina.
Nasibnya, serta nasib warga lain yang pergi ke Ukraina, masih menjadi tanda tanya besar.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan belum mengkonfirmasi kematian warga negaranya, hanya mengatakan bahwa mereka masih memverifikasi informasi tersebut.
Dengan berbagai pertanyaan yang belum terjawab, situasi ini terus menjadi fokus perhatian. ***