Ukraina (mediapesan) – Wisata perang di Ukraina kini tengah menjadi tren yang mengundang banyak perdebatan, (28/11/2024).
Seorang influencer asal Spanyol baru-baru ini mencuri perhatian setelah mengunjungi medan pertempuran yang telah dibongkar.
Meskipun tindakannya menuai kritik dan dianggap tidak wajar atau tidak bermoral, ia bersikeras bahwa dirinya bertindak “dengan hormat” selama perjalanan tersebut.
Fenomena ini memunculkan pertanyaan mendasar: Apa motivasi di balik wisata ke wilayah yang dilanda perang?
Beberapa perusahaan perjalanan menawarkan tur ke selatan Ukraina dengan biaya hingga €3.300 atau setara dengan sekitar Rp56,1 juta hingga Rp57,4 juta.
Mereka mengklaim sebagian keuntungan disumbangkan ke Angkatan Darat Ukraina.
Namun, menurut pendiri salah satu grup tur, tujuan utamanya bukan soal uang.
Ini tentang mengenang perang, ujarnya, dikutip dari rtnews.
Meski begitu, wisata perang ini menimbulkan reaksi keras dari masyarakat lokal.
Seorang anggota dewan setempat mengecam lonjakan wisatawan yang datang.
Ia mempertanyakan motif di balik kunjungan tersebut, dengan tegas bertanya;
Mengapa Anda ingin datang ke sini untuk melihat kesedihan kami?
Bagi sebagian orang, wisata ini mungkin menjadi cara untuk memahami dampak perang secara langsung.
Namun, bagi masyarakat Ukraina yang masih merasakan luka mendalam akibat konflik, kehadiran turis asing di medan perang yang belum lama ini menjadi saksi tragedi besar bisa menjadi pemandangan yang sulit diterima.
Tren ini pun memicu diskusi global tentang etika pariwisata di wilayah konflik: Apakah wisata semacam ini memperkuat kesadaran atau justru mengeksploitasi penderitaan? Jawabannya masih menjadi perdebatan. ***