Indramayu, Jawa Barat (mediapesan) – Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA, melakukan kunjungan kerja ke Pondok Pesantren Al-Zaitun, Indramayu, pada 7-8 Februari 2025.
Kunjungan ini bertujuan mempererat hubungan antara dunia jurnalistik warga dengan pendidikan berbasis pesantren.
Wilson didampingi oleh Wasekjen PPWI, Julian Caisar; Wakil Ketua III, Abdul Rahman Dabboussi; Staf Sekretariat, Mbak Wina; Ketua DPC PPWI Karawang, Dede Nurcahya; serta Sekretaris PPWI Karawang, Neneng Jauhara Khairiah.
Rombongan diterima langsung oleh Pendiri dan Pemimpin Ponpes Al-Zaitun, H.E. Dr. Abdussalam Panji Gumilang, di ruang kerjanya pada pukul 13.00 WIB.
Pesantren yang Tak Biasa: Produksi Kapal Sendiri
Ponpes Al-Zaitun dikenal sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam terbesar di Asia Tenggara.
Namun, yang membuatnya unik bukan hanya pendidikan agama, melainkan juga pengembangan keterampilan praktis bagi para santrinya.
Salah satu program unggulannya adalah workshop pembuatan kapal, di mana santri diberi pelatihan langsung dalam industri maritim.
Dalam kunjungannya, Wilson Lalengke dan tim PPWI menyaksikan langsung hasil karya para santri yang telah berhasil membangun dua kapal siap beroperasi.
Alhamdulillah, kami sangat terkesan dengan kemajuan Ponpes Al-Zaitun. Tidak hanya unggul dalam pendidikan agama, tetapi juga mampu menghasilkan tenaga kerja terampil di bidang maritim. Ini bukti bahwa pesantren bisa mandiri dan menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia, ujar Wilson.
Dukung Program Kemaritiman, 200 Santri Disertifikasi
Wilson menekankan bahwa model pendidikan seperti ini patut dicontoh oleh pesantren lain di Indonesia.
Menurutnya, untuk mencapai Indonesia Emas 2045, anak-anak harus dibekali keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan negara, salah satunya di bidang kemaritiman.
Indonesia adalah negara maritim. Sayang sekali jika generasi mudanya tidak disiapkan untuk mengelola potensi laut yang luar biasa ini, tambahnya.
Sebagai bentuk dukungan terhadap bidang ini, Ponpes Al-Zaitun telah menyelenggarakan sertifikasi keahlian pelayaran bagi 200 santrinya.
Saat ini, pihak pesantren sedang mengurus izin berlayar untuk dua kapal ikan yang sudah diproduksi, masing-masing sepanjang 60 meter.
Dengan hampir 3.000 tenaga pengajar dan staf, Ponpes Al-Zaitun terus berupaya menjadi lembaga pendidikan yang tidak hanya mencetak ulama, tetapi juga tenaga profesional di berbagai bidang.
Kunjungan PPWI ini menjadi momen penting dalam memperkuat sinergi antara pendidikan pesantren dan dunia jurnalistik warga. ***