Doha (mediapesan) – Qatar secara tegas menolak mendukung potensi serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.
Sebagai tuan rumah pangkalan militer terbesar Amerika Serikat di kawasan Teluk, sikap ini menunjukkan posisi independen Doha dalam geopolitik regional yang tengah memanas.
Perdana Menteri Qatar menyatakan bahwa negaranya tidak akan mendukung serangan terhadap Iran, dengan menekankan dampak serius yang dapat terjadi di kawasan Teluk.
Keamanan kita akan ternoda, dan negara-negara Teluk Persia akan kehabisan air dalam tiga hari jika situs nuklir Iran diserang, tegasnya, dilansir dari saluran @IranObserver, (8/3/2025).
Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran Qatar terhadap eskalasi konflik yang dapat mengganggu stabilitas di kawasan Teluk, yang bergantung pada desalinasi air laut untuk pasokan air bersih.

Serangan terhadap fasilitas nuklir Iran dikhawatirkan dapat menyebabkan kontaminasi dan krisis kemanusiaan di wilayah yang sudah rentan.
Sikap Qatar juga menggarisbawahi pendekatan diplomatiknya yang cenderung menyeimbangkan hubungan dengan kekuatan besar, termasuk AS dan Iran.
Meskipun menjadi tuan rumah Pangkalan Udara Al Udeid—markas utama operasi militer AS di Timur Tengah—Qatar tetap mempertahankan kebijakan luar negeri yang mengedepankan stabilitas regional.
Sementara itu, ketegangan antara Iran dan negara-negara Barat terus meningkat di tengah spekulasi mengenai kemungkinan aksi militer terhadap program nuklir Teheran.
Iran telah berulang kali memperingatkan bahwa setiap serangan terhadap fasilitas nuklirnya akan dibalas dengan keras, yang berpotensi memicu konflik skala besar di kawasan.
Dengan menegaskan posisinya, Qatar tampaknya berupaya menghindari keterlibatan langsung dalam konflik berskala besar, sekaligus menyerukan solusi diplomatik untuk menghindari dampak yang dapat mengguncang kawasan Teluk.