MEDIAPESAN, 21 Mei 2025 – Di salah satu ruas padat Kota Makassar, pemandangan biasa tentang juru parkir (jukir) berseliweran mendadak berubah.
Polisi dan petugas pemerintah turun tangan melakukan operasi serentak.
Sasarannya: jukir liar dan petugas resmi yang bekerja asal-asalan.
Langkah ini bukan sekadar razia musiman, bagi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Parkir Makassar, ini adalah awal dari pembenahan serius di sektor yang sering dianggap remeh, tapi nyatanya menyentuh kehidupan kota setiap hari.
Kami sangat mengapresiasi langkah nyata dari Bapak Kapolda Sulsel dan seluruh jajaran. Ini bentuk sinergi nyata, ujar Adi Rasyid Ali (ARA), Plt Direktur Utama Perumda Parkir Makassar.
Operasi yang digelar Selasa, 20 Mei lalu, menyasar berbagai titik strategis.
Tak hanya jukir liar yang dikenai tindakan, tapi juga mereka yang seharusnya resmi namun lupa (atau sengaja) tak pakai atribut dan tanda pengenal.
ARA mengingatkan bahwa menjadi jukir resmi bukan berarti bebas dari tanggung jawab.
‘Jangan tongki’ karena merasa sudah resmi, lalu abaikan aturan. Kalau tidak bisa taat, mundur maki’. Banyak yang antre ingin jadi jukir, katanya dengan nada tegas namun blak-blakan.
Bagi warga Makassar, kejadian ini mungkin terasa sebagai angin segar.
Selama ini, sebagian besar pengendara menghadapi ketidakjelasan soal siapa yang sah jadi jukir, berapa tarif resminya, dan ke mana uang parkir sebenarnya mengalir.
Perumda Parkir Makassar ingin mengubah itu.
Lewat kerja sama dengan aparat, mereka ingin menghadirkan sistem parkir yang tidak hanya tertib, tapi juga transparan dan akuntabel.
Sebuah sistem yang bisa dipercaya, bukan bikin resah.
Dan buat kamu, generasi muda yang tiap hari naik motor atau mobil di jalan kota, ini bukan sekadar soal parkir.
Ini soal ruang publik yang lebih rapi, lebih aman, dan lebih adil. ***