MEDIAPESAN, Tokyo – Menteri Pertanian Jepang, Taku Eto, mengundurkan diri setelah pernyataannya terkait beras.
Hal itu memicu kecaman luas dari publik dan anggota parlemen, menambah tekanan terhadap pemerintahan Perdana Menteri Shigeru Ishiba yang tengah terpuruk.
Eto menyerahkan surat pengunduran dirinya pada Selasa (20/5/2025), hanya beberapa hari setelah ia menyarankan agar konsumen Jepang “meninjau ulang ekspektasi mereka” terkait subsidi dan harga beras — komentar yang dianggap tidak sensitif terhadap kondisi petani dan masyarakat pedesaan.
Pernyataannya dengan cepat menjadi sorotan utama media nasional.
Para pemimpin oposisi menuding Eto tidak memahami realitas yang dihadapi sektor pertanian Jepang.
Di media sosial, warganet juga meluapkan kemarahan, banyak di antaranya menuntut agar ia segera mundur.
Dalam pernyataan singkatnya, Eto meminta maaf atas “kata-kata yang tidak pantas” dan menyatakan harapannya agar pengunduran dirinya dapat “memulihkan kepercayaan publik terhadap pemerintah.”

Perdana Menteri Ishiba, yang tingkat dukungannya terus menurun akibat ketidakpastian ekonomi dan sejumlah kebijakan yang dikritik, menyebut menerima pengunduran diri Eto dengan “penyesalan” dan berjanji akan menunjuk pengganti yang dapat “membangun kembali kepercayaan” terhadap kementerian tersebut.
Industri pertanian Jepang, yang selama ini menghadapi tantangan seperti menua dan menyusutnya populasi pedesaan, merupakan isu yang sangat sensitif secara politik.
Kontroversi terbaru ini diperkirakan akan memicu kembali perdebatan soal reformasi pertanian dan dukungan pemerintah terhadap petani.