MEDIAPESAN, Bulukumba – Polisi berhasil menggagalkan rencana bentrokan antara dua kelompok pemuda dari Kabupaten Bulukumba dan Kota Makassar yang dipicu oleh perselisihan dalam permainan game Mobile Legends.
Sebanyak 13 orang diamankan dalam operasi dini hari yang dilakukan oleh tim gabungan dari Unit Resmob dan Intelkam Polres Bulukumba pada Senin (9 Juni) sekitar pukul 02:45 waktu setempat.
Petugas menyita sejumlah senjata tajam, termasuk empat bilah badik, enam anak panah, dan sebuah pelontar panah dalam operasi tersebut, yang dipimpin langsung oleh Kepala Tim Resmob, Aiptu Muhammad Usman.
Perselisihan Bermula di Dunia Maya
Menurut keterangan polisi, konflik bermula dari pertengkaran antara dua pemain Mobile Legends – MI (24) dari Kajang, Bulukumba, dan AS (22) dari Makassar – yang kemudian bereskalasi di media sosial.
Salah satu unggahan di TikTok yang menampilkan foto salah satu pemain diduga memperkeruh suasana.
Kepala Satuan Reskrim Polres Bulukumba, Iptu Muhammad Ali, mengatakan kedua kelompok telah berada di dua lokasi terpisah dan siap untuk terlibat dalam konfrontasi fisik.
Untungnya, laporan cepat dari masyarakat memungkinkan kami bertindak sebelum pertumpahan darah terjadi, ujar Iptu Ali dalam pernyataan kepada media.
Aksi Cegah Tawuran
Kelompok pertama ditemukan di Taman Kota Bulukumba, di mana polisi menemukan sebilah badik disimpan oleh salah satu pemuda.
Kelompok kedua, dari Makassar, diamankan di halaman Masjid Islamic Center Dato Tiro (ICDT), bersama tiga bilah senjata tajam dan peralatan lainnya.

Identitas para pemuda yang diamankan antara lain:
Dari Kajang, Bulukumba:
IM (19), RR (19), AI (17), AL (17), DAM (17), NM (17), dan MI (24).
Dari Makassar:
MS (20), AS (22), SG (25), SY (22), ZA (22), dan MA (26).
Polisi juga mengungkap bahwa AS merupakan anggota aktif Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di Kota Makassar.
Ia diduga menjadi salah satu pemicu utama dalam rencana bentrokan tersebut.
Imbauan Kapolres
Kapolres Bulukumba, AKBP Restu Wijayanto, menyatakan apresiasinya terhadap kerja cepat tim di lapangan.
Tindakan preventif ini mencegah potensi jatuhnya korban jiwa. Kami akan terus meningkatkan patroli dan pengawasan terhadap potensi konflik antarkelompok, ujar Kapolres.
Ia juga menyerukan peran aktif orang tua dan masyarakat dalam membimbing generasi muda, terutama dalam penggunaan media sosial dan keterlibatan dalam aktivitas daring.
Kita tidak boleh lengah. Hanya karena masalah sepele seperti permainan online, jangan sampai anak-anak kita terseret dalam tindakan kriminal, tegasnya.
Polisi menyatakan akan menggandeng sekolah dan lembaga terkait untuk meningkatkan edukasi mengenai bahaya penyalahgunaan media sosial dan pentingnya kontrol dalam aktivitas remaja di dunia maya.