Kolaborasi Unimen–Unhas Latih Petani Enrekang Olah Kelapa Jadi VCO Bernilai Tinggi

Reporter Burung Hantu
Para peserta dan tim pelaksana Program Kosabangsa dari Unimen dan Unhas berfoto bersama usai pelatihan pengolahan Virgin Coconut Oil (VCO) dan pemasaran digital di Desa Tungka, Enrekang, Senin (6/10/2025). (indrajaya yus/mediapesan)

Enrekang | Mediapesan – Universitas Muhammadiyah Enrekang (Unimen) bersama Universitas Hasanuddin (Unhas) menggandeng masyarakat Desa Tungka, Kecamatan Enrekang, untuk mengubah kelapa dari bahan mentah menjadi produk bernilai tambah melalui pelatihan pengolahan Virgin Coconut Oil (VCO) dan pemasaran digital.

Kegiatan ini berlangsung pada Senin lalu (6/10/2025) dalam program Kolaborasi Sosial Membangun Bangsa (Kosabangsa) yang diinisiasi Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Program ini melibatkan Kelompok Tani Makmur serta Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Desa Tungka sebagai mitra kerja sama.

- Iklan Google -
Mediapesan.com terdaftar di LPSE dan E-Katalog Klik gambar untuk melihat Katalog kami.

Kehadiran Unhas sebagai pendamping turut memperkuat arah kegiatan agar berkelanjutan dan berdampak bagi masyarakat.

Ketua Tim Kosabangsa Unimen, Wilda Widiwati, menjelaskan bahwa Desa Tungka memiliki potensi kelapa yang melimpah, namun selama ini hanya dijual mentah.

Kalau hanya dijual mentah, harganya rendah. Tapi ketika diolah jadi VCO, nilainya bisa naik berlipat dan memberi keuntungan nyata bagi masyarakat, ujarnya.

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Rekan satu timnya, Nur Syawal, menambahkan bahwa pengolahan produk harus diimbangi kemampuan pemasaran digital agar produk lokal dapat menembus pasar lebih luas.

Produksi penting, tapi pemasaran jauh lebih menentukan.

Dengan digital marketing, produk VCO dari Tungka bisa dikenal luas bahkan sampai keluar daerah, tuturnya.

- Iklan Google -

Sementara Yunus Bussa menekankan bahwa pelatihan ini bukan hanya soal pengetahuan teknis, tetapi juga membuka peluang usaha baru bagi petani.

Pasar VCO cukup menjanjikan. Tinggal bagaimana kelompok tani memanfaatkannya dengan konsisten dan serius, katanya optimistis.

Perwakilan Kelompok Tani Makmur mengaku pelatihan ini menjadi titik awal perubahan bagi mereka.

Baca Juga:  “Kami Tak Punya Siapa-Siapa Selain Tuhan”: Warga Gaza Terus Berjuang di Tengah Pengepungan dan Kelaparan

Selama ini kelapa hanya kami jual mentah. Sekarang kami belajar mengolah jadi VCO sekaligus memasarkannya secara online. Ini jelas sangat bermanfaat, ungkap salah satu anggota kelompok.

Masyarakat berharap kerja sama antara Unimen, Unhas, dan pemerintah dapat terus berlanjut.

Potensi kelapa yang besar di Desa Tungka diyakini mampu menjadi sumber kesejahteraan baru bagi petani jika dikelola dengan pengetahuan dan teknologi yang tepat.

(Indrajaya Yus)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *