mediapesan.com | Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah program yang dicanangkan oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim.
Tujuannya mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan menjadi bekal memasuki dunia kerja.
Namun program MBKM ini menuai kontroversial, pasalnya program MBKM dari Kemendikbudristek menjadi kontroversial karena beberapa alasan.
Beberapa kritik melibatkan implementasi yang dianggap kurang jelas, ketidakpastian dalam pengelolaan dana, dan ketidaksesuaian program dengan kebutuhan mahasiswa serta perguruan tinggi.
Beberapa pihak juga menyampaikan keprihatinan terkait dampaknya terhadap kualitas pendidikan tinggi.
Kontroversial ini mencerminkan perbedaan pandangan dan perdebatan terkait kebijakan pendidikan di Indonesia.
Soal program MBKM ini jadi kontroversial di media sosial seperti dikutip dari akun @UNY_Base dengan postingannya yang diunggah pada tanggal 19 Januari 2024.
UNY… Netijen ada yang bilang “Nadiem dosanya gede sih selama ngejabat, bener-bener ngancurin ekosistem kampus buat nyiapin para orang-orang jadi budak korporat.” Hah? Emang bener???Kalau menurut kalian gimana?, tulis @UNY_Base.
Para netizen pun menanggapi adanya persoalan terkait program MBKM ini.
Soal MBKM? program yang kontroversial memang. Mengutip pernyataan menaker, 12% lulusan pendidikan tinggi ngga terserap dunia kerja karena ngga ada link and match antara kampus dan industri, maka dari itu MBKM dibikin untuk mengatasi itu, balas netizen @anggazulfaaa dengan sertakan link ugm.ac.id (Menaker: 12 Persen Pengangguran di Indonesia Didominasi Lulusan Sarjana…).
Netizen lain pun juga menanggapi.
True nder, kita dipersiapkan jadi budak korporat dibarengi dengan UU ciptaker, tulis @aisya_pr.
Kebijakan Nadiem ini reformis oportunis. Alih-alih ngelurusin garis yang selama ini belok di ekosistem akademik, Nadiem bikin garis itu jadi lingkaran. Lingkaran itu berguna, iya. Tapi di tempat itu wajarnya garis lurus, sebut @dhynug.
nadiem tu mematikan fungsi pendidikan tinggi; mengembangkan diskusi dan pemikiran kritis. rasanya, dia menjabat sebagai orang yang lebih banyak concern soal bisnis dibandingkan pendidikan itu sendiri, tulis @imeyskm.
Program tersebut menjadi hal yang kontroversial di media sosial hingga menjadi tren dalam topik Indonesia. ***