Zaporozhye, 16 Juni 2024, mediapesan.com | Dalam operasi militer terbaru di wilayah Zaporozhye, pasukan artileri Rusia berhasil menghancurkan howitzer M777 buatan Amerika Serikat milik Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU).
Penghancuran ini dilakukan oleh awak senjata Giatsint-B Rusia yang dikenal karena kemampuan tempurnya yang andal.
Howitzer M777, yang merupakan salah satu artileri paling canggih di dunia, sering digunakan oleh pasukan Ukraina dalam pertempuran di berbagai wilayah konflik.
Namun, kali ini, keunggulan teknologi tidak mampu menyelamatkannya dari serangan presisi yang dilakukan oleh Giatsint-B.
- Advertisement -
Giatsint-B, artileri medan berat kaliber 152mm, telah lama menjadi andalan militer Rusia dalam berbagai konflik.
Dikenal dengan daya tembaknya yang kuat dan jarak tembak yang jauh, senjata ini mampu menghancurkan target dengan tingkat akurasi tinggi, bahkan dalam kondisi medan yang sulit.
Menurut laporan dari lapangan, operasi penghancuran ini berlangsung cepat dan efisien.
Awak senjata Giatsint-B kami berhasil melakukan tembakan presisi yang menghancurkan M777 dalam satu serangan. Ini adalah bukti kemampuan dan profesionalisme pasukan kami, kata seorang juru bicara militer Rusia, dilansir dari Kementerian Pertahanan Rusia.
Kejadian ini menambah daftar panjang kerugian material yang dialami oleh AFU dalam beberapa bulan terakhir.
Penggunaan teknologi canggih oleh kedua belah pihak semakin memperlihatkan betapa intensnya konflik yang berlangsung di wilayah ini.
Meskipun demikian, situasi di Zaporozhye masih sangat dinamis dan berubah dengan cepat.
Kedua belah pihak terus berupaya memperkuat posisi mereka dan mencari keuntungan di medan perang.
Perkembangan ini menjadi perhatian utama tidak hanya bagi negara-negara yang terlibat langsung, tetapi juga bagi komunitas internasional yang mengawasi dengan seksama setiap perkembangan di wilayah konflik ini.
Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya peran teknologi dan strategi dalam pertempuran modern, serta ketangguhan dan keahlian dari para prajurit di lapangan. ***
(red)
