Situasi Ekonomi Indonesia: Antara Harapan dan Ancaman Krisis

Reporter Burung Hantu
Pengamat ekonomi sekaligus analis pasar modal, Ferry Latuhihin.

mediapesan.com – Situasi ekonomi Indonesia saat ini dinilai sangat rentan terhadap potensi krisis.

Pengamat ekonomi sekaligus analis pasar modal, Ferry Latuhihin, mengungkapkan pandangan tajam mengenai kondisi tersebut.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi berada di bawah 5 persen, jauh dari ekspektasi yang diharapkan untuk menjaga stabilitas nasional.

- Iklan Google -
Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Sebagai alumnus Erasmus University Rotterdam dari jenjang S1 hingga S3, Ferry menyoroti sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilainya tidak tepat sasaran.

Salah satu kebijakan yang mendapat sorotan tajam adalah pembentukan Dana Abadi Nusantara (Danantara) serta program Makan Bergizi Gratis.

Menurutnya, kedua kebijakan ini berisiko tidak memberikan dampak optimal bagi perekonomian dan justru bisa memperparah kondisi fiskal negara.

Jasa Pembuatan Website Berita
Jasa Website Jogja

Kebijakan ini harus dievaluasi secara lebih mendalam. Jika tidak ditangani dengan tepat, kita bisa menghadapi konsekuensi serius terhadap stabilitas ekonomi, ujar Ferry yang dilansir dari Narasi Newsroom.

Pemerintahan Prabowo-Gibran mengklaim bahwa pembentukan Superholding BUMN Danantara dan Program Makan Bergizi Gratis merupakan strategi besar untuk memperkuat ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Namun, klaim ini menuai kritik dari Ferry Latuhihin.

- Iklan Google -

Ia mempertanyakan ketidakjelasan skema pendanaan, respons pasar yang negatif, struktur pengurus yang sarat konflik kepentingan, hingga potensi pemborosan anggaran.

Bahkan, regulasi terkait Danantara dinilai tidak transparan.

Sejarah pengelolaan BUMN menunjukkan banyak kasus moral hazard, di mana aset negara sering kali dijadikan “sapi perah”.

Apakah Danantara akan mengalami nasib yang sama?

Ferry juga mengkritik cara pemerintah dalam merespons kritik publik terhadap kebijakan ekonomi.

Menurutnya, jika kebijakan ini tidak dieksekusi dengan perencanaan yang matang, dampaknya bisa fatal: country risk meningkat, defisit anggaran membengkak, dan ekonomi justru semakin rapuh.

Baca Juga:  Bhabinkamtibmas Desa Pakatto Turun Tangan Bersihkan Pohon Tumbang di Jalan Poros Malino

Apakah Danantara dan Program Makan Bergizi Gratis benar-benar dibutuhkan, atau justru menjadi beban baru bagi ekonomi negara?

Sebagai analis yang dikenal dengan pendekatan berbasis riset, Ferry selalu berusaha menyampaikan isu-isu kompleks dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat.

Hal ini menjadikannya salah satu pengamat ekonomi yang paling dicari, baik oleh kalangan profesional maupun publik luas.

Selain perannya dalam menganalisis kebijakan ekonomi dan tren pasar modal, Ferry juga dikenal sebagai figur inspiratif bagi generasi muda, mendorong mereka untuk terus belajar, berinovasi, dan berkontribusi bagi bangsa.

Dengan kondisi ekonomi yang semakin dinamis, kritik dan analisis seperti yang disampaikan Ferry Latuhihin menjadi penting dalam mendorong kebijakan yang lebih efektif dan berdampak positif bagi masyarakat luas.

(*/red)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *