mediapesan.com | Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Restuardy Daud, membuka workshop uji coba kerangka dan aplikasi Capital Investment Planning (CIP) dalam penyusunan Rancangan Teknokratik RPJMD tahun 2025-2029.
Acara itu berlangsung selama tiga hari di Hotel Ciputra Jakarta dan merupakan bagian dari proyek National Urban Development Project (NUDP), hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia.
Restuardy menekankan pentingnya CIP untuk mengoptimalkan potensi pertumbuhan ekonomi kota melalui investasi infrastruktur yang komprehensif dan berbasis pada area strategis.
Melalui konsep CIP, kota-kota akan lebih mudah memprioritaskan investasi yang komprehensif dan berbasis pada area strategis sesuai dengan arahan perencanaan tata ruang, ujarnya.
Pilihan infrastruktur prioritas didasarkan pada hasil analisis daya dukung dan daya tampung, kemampuan pembiayaan, serta aspek kebencanaan.
CIP diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pemerintah kota dalam mengkoordinasikan perencanaan pembangunan infrastruktur lintas sektor sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik kota masing-masing.
Restuardy juga mengingatkan bahwa Pemilukada serentak pada November 2024 akan diikuti dengan penyusunan dokumen perencanaan lima tahunan (RPJMD).
Momentum penyusunan RPJMD menjadi kesempatan untuk melakukan uji coba penerapan konsep CIP pada kota pilot, jelasnya.
Untuk mendukung penyusunan Rancangan Teknokratik RPJMD tahun 2025-2029, Kemendagri telah mengirim surat ke daerah dengan Nomor 000.8.2.2/4075/Bangda, yang memuat data capaian kinerja pembangunan daerah dan rekomendasi teknokrat untuk rencana lima tahun ke depan.
Pada kesempatan tersebut, Restuardy menyoroti tantangan pembangunan perkotaan dan perlunya penyesuaian infrastruktur terhadap kondisi dan karakteristik masing-masing kota.
Contohnya Kota Semarang harus meningkatkan elevasi bangunan di bagian utara untuk mengantisipasi penurunan muka tanah. Kota Balikpapan perlu menyesuaikan prasarana sebagai kota penyangga IKN, Kota Denpasar harus mempertimbangkan ketersediaan lahan yang semakin sempit, dan Banjarmasin harus mengatasi polusi air sungai dan ketersediaan air bersih, jelasnya.
Workshop ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi optimalisasi penerapan CIP dan sinergi ke depan.
Dengan perintegrasian CIP dalam dokumen perencanaan, Pemda akan memiliki instrumen yang efektif dalam perencanaan kota, pungkas Restuardy.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai kota pilot NUDP, yang diharapkan dapat melanjutkan implementasi CIP secara mandiri dengan dukungan dari Ditjen Bina Pembangunan Daerah.
Workshop ini juga menjadi ajang untuk menerima masukan demi penyempurnaan aplikasi CIP, yang diharapkan dapat mendukung pembangunan kota yang lebih baik di masa depan. ***